Jumat 19 Jun 2015 14:00 WIB

Aset HIK Group Rp 1,2 Triliun

Red:

JAKARTA -- Bank Pembiayaan Rakyat Syariah  (BPRS) Harta Insan Karimah (HIK) Group terus berkembang. "Aset (konsolidasi) Group HIK sudah mencapai Rp 1,2 triliun (per Maret 2015)," kata Direktur Utama HIK Alfi Wijaya dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (18/6).

Jangkauan wilayah HIK, Alfi menambahkan, mencapai 27 jaringan kantor (20 kantor cabang dan 7 kantor kas) dengan 500 karyawan dan 20 tahun berpengalaman dalam bidang perbankan syariah.

Gelaran tahunan ini mengambil tema "Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS)". "Tujuannya mengajak masyarakat Indonesia mencintai dan memiliki rekening di lembaga keuangan syariah," ujarnya.

Selain dikunjungi Presiden Jokowi, stan HIK juga dikunjungi Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad yang menaruh perhatian dan berbincang santai dengan Direktur Utama HIK Alfi Wijaya.

Selain itu, Alfi Wijaya juga dipercaya mewakili Kompartemen BPRS yang menerima "Roadmap Perbankan Syariah Indonesia, 2015-2019" dari OJK yang diserahkan langsung oleh Muliaman D Hadad.

Dari Palembang, Sumatera Selatan, dikabarkan pengajuan pembiayaan dari kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meningkat hingga 50 persen dalam sepekan terakhir. Hal itu karena mereka ingin memanfaatkan momentum Ramadhan dan Lebaran, kata salah satu pengurus lembaga keuangan mikro.

Pengurus lembaga keuangan mikro (LKM) berbasis syariah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Sriwijaya di Palembang, Nurman Apandi, Kamis (18/6), mengatakan pengajuan pembiayaan UMKM ini pada umumnya untuk berdagang kue kering, pakaian, dan pembuatan kue dan penganan Ramadhan.

"Pengajuan pembiayaan dari pedagang itu secara nominal cukup beragam, tapi berkisar Rp  2 juta hingga Rp 5 juta, dengan masa pengembalian satu bulan hingga dua bulan. Jika biasanya hanya lima orang, sejak sepekan ini sudah ada 10 orang yang mengajukan," kata dia lagi.

Ia mengatakan pula, dari sebagian pengajuan ini terdapat sejumlah peminjam yang kesehariannya tidak berdagang.

"Ada yang dadakan, hanya karena ingin memanfaatkan momentum puasa dan Lebaran ini. Tidak masalah, mereka tetap akan difasilitasi," kata Ketua LKM BMR Sriwijaya yang berada di Jalan Trikora Lorong Serasan, Nomor 1337, Demang Lebar Daun, itu pula.

Salah seorang pengusaha UMKM yang mendapatkan pembiayaan, Hafizoh (45), yang dijumpai di kantor BMT tersebut mengaku sangat terbantu atas keberadaan LKM ini karena menawarkan bunga hanya 2,5 persen. "Jika dibandingkan meminjam di rentenir, tentu jauh sekali karena pinjam Rp 1 juta harus dikembalikan Rp 1,025 juta, sedangkan jika pinjam di rentenir harus mengembalikan Rp 1,3 juta," kata dia pula.

Hanya saja, ia menyayangkan, untuk mendapatkan pembiayaan dari LKM ini terbilang tidak mudah karena dana yang tersedia sangat terbatas. "Jadi, persoalannya bukan karena persyaratan, tapi karena harus bergilir. Tapi, jika dibandingkan dengan bank, LKM ini lebih cocok dengan pengelola UMKM karena tidak perlu prosedur berbelit-belit dan tanpa jaminan," kata warga 32 Ilir, Palembang, ini lagi.

Berkaitan keberadaan LKM itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memiliki perencanaan untuk mendorong penetrasi LKM berbadan hukum koperasi dan PT, dan memiliki izin di masyarakat.

Pengukuhan LKM ini untuk membesarkan sektor jasa keuangan mikro serta membuat mereka menjadi lebih berorientasi pada perlindungan konsumen.  antara ed: Irwan Kelana

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement