GAMBIR — Kepala Unit Pengelola Monumen Nasional (Monas) Rini Hariyani mengatakan, pengunjung Monas setelah Lebaran tahun ini melebihi kapasitas ruangan yang telah disediakan. "Kapasitas pengunjung Tugu Monas hanya 1.600 orang sedangkan pengunjung setelah Lebaran mencapai 2.000 lebih per harinya," kata Rini di kantor UPMN, Jakarta, Rabu (30/7).
Ia mengatakan, tiket menuju puncak Tugu Monas habis sejak pukul 11.00 WIB. Sebab, pengunjung sudah antre memanjang di pelataran dari pagi hari untuk mendapatkan tiket. Harga tiket per orang adalah Rp 15 ribu untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak, tidak ada kenaikan biaya tiket terkait Lebaran.
"Kami membuat sistem buka tutup guna menghindari desakan pengunjung di atas. Ketika sudah ada pengunjung keluar, barulah kami buka untuk akses masuk ke sana," katanya.
Foto:Aditya Pradana Putra/Republika
Liburan Lebaran di Monas
Selain jumlah pengunjung yang membeludak, dikatakan Rini, panjangnya antrean disebabkan fasilitas lift hanya 11 orang untuk sekali angkut. "Tidak ada fasilitas tambahan yang disediakan terkait libur Lebaran, paling hanya panggung festival budaya di pelataran," tutur Rini.
Panggung itu diisi penampilan musik tradisional untuk menghibur pengunjung yang sedang antre supaya tidak emosi ketika berdesakan. Hal ini disampaikan oleh pihak pengelola. Rini menyampaikan, puncak pengunjung memadati Monas diperkirakan akan terjadi pada akhir pekan ini, Sabtu dan Ahad.
Republika yang menyambangi Monas, Kamis (31/7), menyaksikan para pengunjung yang membawa kendaraan pribadi kesulitan memarkirkan kendaraannya. Saking padatnya, pengunjung terpaksa memarkirkan mobil dan motornya di bahu jalan dekat pintu masuk timur laut Monas atau seberang gedung Pertamina.
Bahkan, mobil terparkir hingga tiga lapis atau melebihi separuh jalan. Keadaan semakin semrawut lantaran sopir taksi dan bajaj ngetem menunggu penumpang.
Pemandangan serupa terlihat di depan lapangan parkir IRTI, Jalan Medan Merdeka Selatan. Kendaraan milik pengunjung parkir bahkan parkir di jalur khusus Transjakarta. Akibatnya, bus Transjakarta yang akan menuju halte Balai Kota harus menggunakan jalan biasa.
Parkir liar juga terlihat di pintu masuk timur di dekat Pospol Gambir. Bahkan, kendaraan roda dua terparkir di trotoar dan mengakibatkan para pejalan kaki kesulitan. Adanya parkir-parkir liar tersebut mengakibatkan kendaraan yang ingin lewat terlihat tersendat.
Juru parkir di pintu masuk timur laut, Dayat (28), mengakui lahan yang dijadikan tempat parkir dadakan adalah ilegal. Namun, ia berdalih parkir liar tersebut juga untuk membantu para pengunjung. "Tapi, gimana lagi. IRTI kan udah penuh, lebih mahal juga, dinaik-naikin," kata Dayat kepada Republika, Kamis (31/7).
Dayat mengatakan ikut menjadi juru parkir karena ingin mendapatkan pemasukan lebih pada libur Lebaran. "Saya biasanya dagang di pasar. Tapi, ini biar dapet THR lah ibaratnya," ujarnya.
Karel (50), pengunjung Monas, mengaku terpaksa memarkirkan mobilnya bukan di tempat resmi. "Di sana (IRTI) udah full. Jadi, muter dapet di sini. Ini bayar Rp 30 ribu satu mobil. Dua kena Rp 60 ribu," kata pengunjung asal Semarang ini. rep:c82/ antara ed: karta raharja ucu