REPUBLIKA.CO.ID,Pascalibur, Jalanan Ibu Kota masih Lancar
\"Iya nih, tumben nggakmacet.
Biasanya habis liburan gini, apalagi hari pertama masuk kerja atau sekolah, macet parah, Mas. Mungkin (pegawai kantor) masih padacuti,\"
kata Wawan usai ditemui di Jalan Salemba, Jakarta, Senin (4/1).
Pantauan Antara, sekitar pukul 08.20 WIB, kemacetan hanya terjadi di sepanjang Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, imbas dari volume kendaraan yang ingin berbelok ke Pancoran dan Cawang. Sedangkan, Jalan Otto Iskandardinata hingga Kramat Raya terlihat ramai lancar di kedua arah.
Tidak jauh berbeda, kemacetan tak tampak di sepanjang Jalan Kalideres hingga MH Thamrin. Para pengguna kendaraan umum seperti Transjakarta dibuat heran dengan keadaan jalan di Jakarta yang ramai lancar.
\"Saya juga heran, kalau biasanya habis liburan macet. Tapi, hari ini biasa ajamungkin karena hari pertama.
Kayakanak sekolah, kanbelum sepenuhnya aktif belajar,\" ungkap salah satu pengguna Transjakarta rute Kalideres-Indosiar, Mei.
Pegawai swasta Odorikus Holang juga tampak heran dengan jalanan Ibu Kota. Dia kali ini tidak lagi berkeluh ke sah sebagaimana hari Senin yang biasanya sangat macet. Dia menyatakan, situasi Jakarta saat ini membuat senang, tenang, dan nyaman.
\"Saya biasa melewati Cawang- Dewi Sartika-MT Haryono lancar biasanya satu jam, namun sekarang 30 menit. Berangkat pukul 08.00 WIB,\"
kata Odorikus.
Mahasiswa Universitas Atmajaya, Reyhand, juga mengungkapkan kekagetannya dengan jalanan yang masih sepi dari kendaraan. Dalam kesehariannya, ia berangkat dari Depok melalui jalur Margonda, Lenteng, Pasar Minggu, hingga ke Mampang membutuhkan waktu sejam atau lebih. Namun, kali ini perjalanan itu ditempuhnya hanya selama 45 menit.
\"Titik kemacetan di Mampang tidak terlalu terasa untuk hari ini,\" katanya.
Pelanggaran lalin Pelanggaran lalu lintas (lalin) yang cenderung meningkat harus diikuti dengan peningkatkan kerja cerdas dari berbagai pihak terkait. Merebaknya peristiwa begal sepeda motor, balap liar, atau pencurian sepeda motor, contohnya, karena kebijakan yang salah terhadap sepeda motor.
Penyebab meningkatnya pelanggaran karena mudah dan murah mendapatkan sepeda motor.
\"Akibat layanan transportasi umum kian memburuk. Walau kota, kabupaten, provinsi penerima Wahana Tata Nugraha (WTN) setiap tahun bertambah jumlahnya,\" ujar pengamat transportasi Djoko Setijowarno.
Djoko menambahkan, penegakan hukum juga terkesan masih lemah.
Aki bat nya, semakin banyak kendaraan pribadi di jalan, terutama sepeda motor, membuat polisi semakin sulit meng atur ketertiban di jalan raya.
Sebagai contoh, kecelakaan juga tidak kunjung menurun dan terkesan hanya naik turun.
Dia mengungkapkan, sebenarnya pencegahan dapat dilakukan dengan meregulasi kebijakan sepeda motor dan mempercepat penataan transportasi umum yang terintegrasi.
Misalkan, diancam tidak dikucurkan dana alokasi khusus (DAK).
Djoko mengatakan, kepolisian wajib usul ke Presiden Jokowi agar mempercepat regulasi kebijakan sepeda motor. \"Karena yang susah sekarang polisi juga, bukan instansi lain,\" ujarnya.
Berdasarkan catatan Polda Metro Jaya, kedisiplinan masyarakat pengguna jalan relatif masih rendah pada tahun 2015. Sebab, pada tahun 2014 tercatat sebanyak 865.175 pelanggar, sedangkan tahun 2015 sebanyak 1.037.828 pelanggar di wilayah Polda Metro Jaya. Artinya, terjadi peningkatan sebanyak 14,9 persen.
Sementara, aspek kualitatif yang berakibat kecelakaan fatal (melawan arus) tahun 2015 sebanyak 169.499 kejadian meningkat 69,9 persen.