REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI - Taiwan menyatakan tidak mungkin menghentikan operasi pembangkit listrik tenaga nuklirnya atau membatalkan membangun fasilitas atom baru meskipun ada kekhawatiran yang disebabkan oleh krisis nuklir Jepang. Demikian pernyataan disampaikan salah satu menteri pulau itu, Senin.
"Pada saat ini, tenaga nuklir akan tetap menjadi pilihan energi yang diperlukan dalam beberapa dasawarsa ke depan," kata menteri urusan ekonomi, Shih Yen-hsiang, saat menjawab pertanyaan anggota parlemen.
Taipei telah menghadapi tekanan untuk menghentikan operasi di tiga pembangkit listrik tenaga nuklirnya. Juga untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir keempat setelah gempa 8,9 SR dan tsunami yang melanda Jepang pada 11 Maret melumpuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu.
Tapi Shih mengatakan akan sulit dan mahal jika pembangkit listrik tenaga nuklir pulau itu sepenuhnya digantikan oleh pembangkit listrik tradisional dan energi terbarukan.
"Ada beberapa pilihan untuk sektor energi, namun setiap pilihan menuntu biaya, "kata Shih. Listrik yang dihasilkan oleh tiga pembangkit nuklir memasok 20 persen pasokan listrik Taiwan.
Sekitar 2.000 demonstran anti-nuklir turun ke jalan-jalan Taipei pekan lalu dan mereka berencana untuk memobilisasi puluhan ribu demonstran dalam sebuah aksi bulan depan.