REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Beberapa jam setelah muncul laporan bahwa serangan udara NATO telah menewaskan 14 warga sipil di Helmand, Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengeluarkan kecaman dan peringatan terakhir kepada para pejabat AS.
Karzai menyebut insiden tersebut sebagai kesalahan besar dan pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan Afghanistan, dan atas nama rakyat Afghanistan ia memberi peringatan terakhir kepada pasukan dan pejabat AS.
Selama beberapa bulan terakhir, serangan ini telah menjadi pola umum di Afghanistan. Pasukan NATO hanya bisa membunuh warga sipil, dan target perang pun terus berubah-ubah.
Kecaman Karzai, yang belum diikuti tindakan serius, mungkin dimaksudkan untuk menggalang dukungan warga Afghanistan, yang marah tentang korban sipil ini. Namun sejumlah warga Afghanistan mengatakan komentar emosional seperti itu akan mengakhiri lemahnya posisi presiden.
"Saat ini, saya pikir orang asing harus diperingatkan tentang korban sipil dan bangsa Afghanistan tidak memiliki harapan apa pun dari peryataan seperti ini," kata Farouk Meranai, mantan anggota parlemen dari Nagarhar, Senin (30/5).
"Tidak mungkin untuk sepenuhnya menghentikan korban sipil di negara yang dilanda konflik. Setelah pernyataan Karzai yang benar-benar serius dan emosional, jika insiden semacam ini terjadi lagi, apa yang akan terjadi?" katanya masygul.
Pada bulan Maret, Karzai membuat pernyataan serupa setelah serangan NATO yang menewaskan sembilan anak-anak di Provinsi Kunar. Setelah mengunjungi keluarga korban, Karzai menyerukan AS dan NATO untuk menghentikan operasi mereka di negara tersebut.
Pernyataan itu memicu ketegangan serius antara AS dan pejabat Afghanistan. Beberapa hari kemudian, kantor Karzai menyatakan bahwa yang dimaksudkan presiden adalah pasukan internasional harus menghentikan operasi-operasi yang mengakibatkan korban sipil.
Sebagaimana biasa, usai membunuh warga sipil, pasukan NATO-ISAF menyatakan permintaan maaf. "Melukai dan membunuh warga sipil adalah pelanggaran serius. Merupakan prioritas utama kami untuk mencegah terjadinya korban sipil dan kami terus berupaya untuk mencegah insiden-insiden seperti ini terulang kembali," kata NATO dalam sebuah pernyataan.