REPUBLIKA.CO.ID,MIRANSHAH--Rudal-rudal Amerika Serikat menghantam kamp latihan gerilyawan di distrik Waziristan Utara Pakistan, Rabu menewaskan 20 gerilyawan dekat perbatasan Afghanistan, kata para pejabat keamanan. Serangan itu dilakukan ke desa Zoynarai di daerah Shawal dekat perbatasan itu sekitar pukul 24:00 waktu setempat (14:00 WIB Rabu), kata para pejabat Pakistan.
"Di Waziristan Utara pesawat-pesawat AS menembakkan lima rudal ke satu kamp latihan gerilyawan, menewaskan 20 gerilyawan." kata seorang pejabat senior keamanan. Jumlah korban mungkin bertambah. Serangan Rabu itu terjadi dua hari setelah rudal-rudal AS menewaskan 16 gerilyawan di Waziristan Selatan.
Washington menyebut daerah suku barat laut yang semi otonomi itu adalah tempat paling berbahaya di Bumi dan markas besar Al Qaida di mana Taliban dan jaringan-jaringan lain yang punya hubungah dengan Al Qaida berpangkalan. Pakistan berada dalam tekanan AS yang meningkat untuk melancarkan serangan darat di Waziristan Utara, yang dianggap pangkalan utama Taliban dan gerilyawan-gerilyawan yang punya hubungan dengan Al Qaida, sejak pasukan komando angkatan laut AS membunuh Osama bin Laden pada 2 Mei.
"Kami akan melakukan operasi di Waziristan Utara kapan kami ingin lakukan," katanya kepada wartawan. Banyak pengamat menganggap serangan pesawat tanpa awak AS itu sebagai meningkatkan tekanan terhadap Pakistan untuk melakukan tindakannya sendiri. Serangan-serangan pesawat itu sangat tidak populer bagi masyarakat umum yang sangat menentang aliansi pemerintah itu dengan Washngton tetapi para pejabat AS mengatakan serangan-serangan rudal telah melemahkan kepemimpinan Al Qaida.
AS tidak secara resmi mengonfirmasikan serangan pesawat Predator itu tetapi militernya dan Badan Intelijen Pusat (CIA) yang beroperasi di Afghanistan adalah pasukan yang menggelar pesawat tidak berawak itu di wilayah tersebut Tiga belas serangan dilaporkan terjadi di daerah suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh Osama di kota garnisun Pakistan Abbottabad, sebelum membawa mayatnya dan menguburkannya di laut.
Pakistan berada di garis depan dari perang pimpinan AS terhadap Taliban dan Al Qaida dan serangan-serangan bom di negara itu menewaskan lebih dari 4.400 orang dalam empat tahun terakhir -- dituduh dilakukan gerilyawan yang menentang aliansi pemerintah dengan AS.