REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Gedung Putih membela diri di depan Kongres pada hari Rabu menyangkut legalitas, biaya, dan prestasi dari misi militer AS di Libya.
Dalam laporan 32 halaman berjudul "Aktivitas Amerika Serikat di Libya," biaya operasi militer dan kemanusiaan hingga 3 Juni telah menyedot kocek negara 800 juta dolar AS. Sedang perkiraan total biaya sampai dengan 30 September akan menjadi 1,1 miliar dolar AS.
Laporan itu disusun sebagai tanggapan terhadap resolusi Dewan yang menuduh Presiden Barack Obama gagal untuk berkonsultasi dengan Kongres atas upaya militer di negara Afrika Utara itu.
Laporan juga membantah tuduhan yang dilontarkan oleh beberapa anggota Kongres bahwa Obama telah melanggar Resolusi Perang dengan mengintervensi secara militer selama lebih dari 60 hari tanpa mencari persetujuan dari Kongres.
"Mengingat kepentingan penting AS dilayani oleh operasi militer AS di Libya dan bersifat terbatas, ruang lingkup dan durasi tindakan diantisipasi, presiden memiliki kewenangan konstitusional, sebagai komandan-in-chief dan kepala eksekutif dan sesuai dengan kekuatan luar negerinya, untuk melakukan operasi militer terbatas di luar negeri, " kata laporan itu.
"Presiden berpandangan bahwa AS saat operasi militer di Libya konsisten dengan Resolusi dan tidak di bawah hukum yang memerlukan otorisasi lanjut kongres."
Laporan itu disertai dengan surat dua halaman bersama-sama ditandatangani oleh pejabat urusan legislatif dengan Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri dan dialamatkan ke Ketua DPR John Boehner.