REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pertanian meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk melakukan pembenahan tata niaga buah di dalam negeri guna meningkatkan daya saing buah lokal.
Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Ahad, mengatakan, salah satu faktor buah lokal kalah bersaing dengan buah impor di pasar dalam negeri karena mata rantai yang panjang.
"Untuk itu perlu dibenahi tata niaga buah lokal. Potong mata rantai niaganya," katanya dalam acara Jalan dan Sepeda Santai dalam rangka program kampanye Gemari Buah Lokal di Parkir Timur Senayan, Jakarta.
Dalam acara yang digelar Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA-IPB) tersebut, hadir pula Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri.
Suswono menyatakan, dari segi kualitas sebenarnya buah lokal tidak kalah dengan buah impor, apalagi produk yang didatangkan dari luar umumnya sudah berbulan-bulan disimpan setelah masa panen.
Sedangkan buah lokal, tambahnya, umumnya masih segar dan baru dipanen, sehingga kualitasnya bisa dijamin lebih bermutu.
Mentan mengakui, upaya membenahi tata niaga pasar buah dalam negeri berada di tangan Kementerian Perdagangan, namun demikian pihaknya tetal melakukan berbagai upaya untuk membantu pemasaran buah yang diproduksi petani.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian yakni dengan mengembangkan pasar-pasar tani diberbagai daerah, ucapnya.
Melalui pasar tani ini, menurut dia maka petani selaku produsen bisa langsung memasarkan produknya kepada masyarakat, sehingga mampu memotong mata rantai distribusi yang panjang.
"Dengan memotong mata rantai ini maka harga buah lokal bisa lebih murah," ujarnya.
Menyinggung impor buah nasional, tanpa menyebut angka pasti Suswono mengakui cukup besar.