REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menegaskan stabilitas dan keamanan simpanan masyarakat tetap terjaga. Pernyataan tersebut muncul karena beredar ajakan di media sosial untuk menarik dana dari bank-bank BUMN terkait rencana pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menegaskan pembentukan Danantara tidak akan mempengaruhi operasional perbankan maupun keamanan dana nasabah. "BRI memastikan bahwa dana nasabah tetap aman dan terlindungi dengan baik. Selain itu, BRI merupakan peserta penjaminan LPS serta diawasi oleh OJK dan Bank Indonesia," ujar Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, dalam keterangan tertulis yang diterima, Ahad (23/2/2025).
BRI juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. "Informasi mengenai ajakan penarikan dana massal yang beredar di media sosial tidak benar. Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan mengacu pada informasi resmi," tegas Hendy.
Senada dengan BRI, Bank Mandiri juga memastikan kondisi keuangan yang tetap solid. "Kami berkomitmen menjalankan operasional bisnis dengan tata kelola yang baik serta terus mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang konsisten," kata Corporate Secretary Bank Mandiri, M Ashidiq Iswara.
Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 6,82 persen sepanjang 2024, mencapai Rp 1.327 triliun. Likuiditas juga tetap terjaga dengan rasio Loan to Funding Ratio (LFR) sebesar 82,9 persen dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) di level 141 persen. Selain itu, rasio Non-Performing Loan (NPL) mengalami perbaikan, mencerminkan efektivitas pengelolaan risiko kredit.
Bank Negara Indonesia (BNI) juga menegaskan bahwa fundamental keuangan mereka tetap kuat dan stabil. "Sebagai bagian dari Himbara, BNI berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik bagi nasabah serta menjaga integritas sistem keuangan nasional. Dana nasabah tetap aman, dan kami memastikan kepatuhan terhadap regulasi keuangan," ujar Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo.
Sepanjang 2024, BNI berhasil mencatat pertumbuhan tabungan sebesar 11 persen dibanding tahun sebelumnya, terutama pada semester kedua setelah diluncurkannya aplikasi Wondr by BNI. Porsi CASA terhadap total Dana Pihak Ketiga mampu dijaga pada kisaran 70 persen.
BNI juga berhasil menjaga kualitas aset yang tercermin dari perbaikan rasio Non-Performing Loan (NPL), yang turun dari 2,1 persen menjadi 2 persen hingga akhir Desember 2024. Fungsi intermediasi tetap berjalan optimal dengan pertumbuhan kredit sebesar 11,6 persen. Sementara itu, total aset BNI meningkat 4 persen menjadi Rp1.129,8 triliun.
Dari sisi profitabilitas, laba BNI meningkat dari Rp 20,9 triliun menjadi Rp 21,5 triliun. Pendapatan non-bunga atau non-interest income tumbuh 11,9 persen, sedangkan pendapatan bunga bersih atau net interest income mencapai Rp 40,5 triliun.