REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN – Puluhan ribu orang tumplek di berbagai sumber mata air. Mereka datang dari pelbagai daerah untuk mengadakan kegiatan ritual tradisional padusan setiap memasuki bulan suci ramadhan, Ahad (30/7).
Massa kebanyakan usia anak-anak dan remaja menyemarakkan ritual budaya padusan di Obyek Mata Air Cokro (OMAC) di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Demikian juga terjadi disetiap sumber mata air lain.
Sejak pagi warga mulai berdatangan di lokasi yang dikenal dengan sebutan Umbul Ingas tersebut. Tradisi ini diawali dengan kirab budaya yang menampilkan pasukan keraton, punokawan, atraksi reog, drum band pelajar, atraksi waterboom, penampilan Mas dan Mbak Klaten, dan penampilan OM Ken Dedes.
Kegiatan padusan dikemas sebagai even industri pariwisata oleh Dinas Budaya Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pemkab Klaten. Secara simbolis tradisi ini diawali dengan mandi bunga kepada 'Mas dan Mbak Klaten.
Menurut Panitia Padusan OMAC, Bahtiar Joko Widagdo, jumlah pengunjung tahun ini sedikit mengalami kenaikan yakni mencapai 18.000 orang dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 15.000 orang.
"Meningkatnya jumlah pengunjung disebabkan karena fasilitas di lokasi objek wisata sudah lengkap. Yakni meliputi waterboom, kolam renang anak dan dewasa serta kelengkapan lainnya yang menyebabkan pengunjung penasaran," ungkapnya.
Bupati Klaten Sunarno dalam laporannya yang dibacakan Kepala Disbudparpora Klaten, Setyo Subagyo, mengatakan tradisi padusan ini mempunyai arti penting. Tidak saja untuk peningkatan iman spiritual khususnya bagi umat Islam, akan tetapi juga sangat mendukung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun bagi pembangunan pengembangan OMAC menjadi obyek wisata unggulan di Klaten.
"Terlebih lagi dengan didukung oleh semakin meningkatnya jumlah pengunjung dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa minat dan perhatian masyarakat terhadap tradisi padusan juga semakin besar," ujarnya.
Menurut bupati, hal ini tentunya merupakan kekayaan besar yang harus dipertahankan dan dilestarikan sebagai tradisi. Di sisi lain, kegiatan yang digelar setiap tahun ini menunjukkan masih adanya pihak yang mengabdikan diri pada pengembangan pariwisata yang berbasis tradisi.