Selasa 09 Aug 2011 06:30 WIB

Kerusuhan London Terburuk Sejak PD II

Kebakaran di Tottenham akibat ulah perusuh
Foto: AP
Kebakaran di Tottenham akibat ulah perusuh

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kerusuhan di London berlanjut di hari ketiga dan mulai menyebar ke luar kota. Kekerasan meletus Sabtu setelah seorang pria tewas oleh polisi di Tottenham, sebuah daerah di bagian utara kota, pada hari Kamis. Menurut pengamat, kerusuhan telah meningkat menjadi bentrokan terburuk di negara itu sejak Perang Dunia II.

Lebih dari 200 orang telah ditangkap dan setidaknya satu orang dinyatakan tewas. "Sangat kecewa dengan sebagian kecil dari masyarakat," satu warga Inggris menulis di Twitter.

Kekerasan menyebarkan dengan cepat ke utara London ke kota Birmingham, di mana geng-geng perusuh muda memecahkan jendela toko dan menjarah bisnis lokal, BBC melaporkan.

Pihak berwenang mengirim polisi tambahan untuk memadamkan kerusuhan.

"Kami tidak akan mentolerir kekerasan tak berperi kemanusiaan dan kerusakan di mana saja di West Midlands, dan bekerja untuk memastikan bahwa pelaku diidentifikasi dan ditangkap secepatnya," kata Asisten Kepala Polisi Birmingham Sharon Rowe.

Kerusuhan juga menyebar ke bagian lain dari London pada Senin malam, dengan seluruh blok terbakar di sekitar Croydon, menurut laporan Twitter.

Di jalanan London, warga diminta untuk tetap tenang ketika para perusuh melempari jendela, membakar mobil, dan merusak rambu-rambu lalu lintas.

Seorang wanita setengah baya menjerit ketika penjarah menghancurkan jendela sebuah toko atletik, The London Telegraph melaporkan. "Hentikan kegilaan ini!" teriaknya. "Kami telah tinggal di sini begitu lama, dan sekarang Anda merusak komunitas kami Anda harus menghentikan perang ini atau semua orang akan terbunuh! Pikirkan anak-anak yang hidupnya Anda menghancurkan."

The National Rail menutup sejumlah stasiun karena kerusuhan sipil, Neal Mann, seorang jurnalis lepas untuk Sky News menuliskan tweet-nya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement