Sabtu 13 Aug 2011 21:53 WIB

Siagakan Cadangan Pangan, Impor Beras Tetap Diwujudkan

Beras
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa menyatakan, akan tetap mempertahankan impor beras sebagai untuk berjaga-jaga terhadap cadangan pangan.

"Itu sinyal untuk kita berjaga-jaga, kita perlu cadangan, bukan untuk di konsumsi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa dalam kunjungan monitoring dan evaluasi kebijakan ekonomi kerakyatan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (13/8).

Impor beras menurut Hatta, perlu dilakukan dengan alasan semakin menyempitnya lahan produktif di Pulau Jawa sebagai sentra produksi beras. Apalagi, menurut Hatta, terjadinya kekeringan yang selama ini sudah mulai terjadi dan terlihat di sejumlah daerah di Indonesia.

"Tahun depan diperkirakan ada El Nino, kekeringan pun sudah terjadi dan terlihat," katanya. Ia menjelaskan jumlah ketersediaan beras yang cukup di Indonesia sebanyak 2 juta ton sehingga untuk memenuhinya perlu ada cadangan dengan melakukan impor.

Namun Pemerintah Indonesia, kata Hatta, tetap berupaya agar kebutuhan beras di Indonesia tetap aman dengan mendorong perluasan areal persawahan dan pertanian.

Selama ini pemerintah, dijelaskan Hatta memiliki lahan di Bengkulu seluas 300 ribu hektare untuk sawah dan dua juta hektare untuk areal pertanian. Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut, menurut Hatta sebagai cara berpikir menengah panjang, menyusul mulai berkurangnya lahan produktif pertanian.

"Kita perlukan perluasan areal di luar Jawa seluas-luasnya, kalau di Jawa tinggal sedikit lahannya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement