REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Asisten Pelatih Tim Nasional Senior Indonesia, Liestiadi, mengatakan ada sekitar 20 persen pemain Timnas yang "fitness level-nya" masih kurang atau di bawah rata-rata, sehingga program latihan efektif dan terinci sangat dibutuhkan.
"Timnas, jika dibandingkan level tim Pra-Piala Dunia di Asia lainnya masih berada di level medium. Sementara lawan sudah di level tinggi," kata Liestiadi, usai latihan Timnas di Stadion Manahan, Solo, Ahad (14/8) petang.
Oleh karena itu, kata dia, Timnas ini perlu meningkatkan stamina hingga minimal 30 persen dari sekarang. Kondisi Timnas pada hari ketiga latihan di Solo, rata-rata sudah ada peningkatan. Tetapi mereka belum sampai ke level yang tinggi, sehingga masih membenahi fisik mereka.
Menurut Liestiadi, sesi latihan Timnas di antaranya koordinasi antara lini, dan komunikasi antara pemain supaya bermain lebih efektif serta lancar. Selain itu, Timnas juga melakukan permainan game koreksi, sehingga ada beberapa elementer yang dianalisa.
"Karena dalam permainan sepak bola semua harus ada komunikasi. Ketika saat bertahan harus ada organisasi atau yang mengomando dari bawah termasuk kiper," jelasnya.
Untuk menghadapi Iran, Timnas masih mempunyai persiapan tiga pekan. Namun karena kondisi puasa tidak terus digenjot dengan latihan fisik terus. "Kita harus dapat menyesuaikan kondisi pemain, sehingga juga dipermainkan permainan game-game," ungkap Liestiadi.
Hal tersebut, kata dia, sebagian besar menerapkan beberapa metode titipan pelatih fisik Raymond Verheijen yang harus meninggalkan Indonesia, hari Ahad ini, karena harus kembali dan dibutuhkan oleh Timnas Wales.
Sementara itu, salah seorang pemain Timnas, Gunawan Dwi Cahyo asal Klub Sriwijaya FC yang sebelumnya sakit, Ahad sore tadi sudah mulai bergabung dengan Firman Utina dan kawan-kawan ikut latihan berat.