REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Jalur mudik utama pantai utara (Pantura) Jawa Barat, Ahad (21/8) mulai dipadati kendaraan mudik berplat nomor B atau Jakarta. Meski demikian, belum terlihat terjadinya kemacetan di jalur yang terkenal dengan sebutan ‘jalur tengkorak’ tersebut.
Dari pemantauan Republika, Ahad (21/8), di sepanjang Indramayu-Pamanukan, para pengemudi kendaraan pribadi roda dua maupun empat melajukan kendaraannya dengan kecepatan normal hingga tinggi.
Meski demikian, para pengemudi itu terlihat waspada dan berhati-hati mengingat kondisi jalur yang sudah mulai ramai. "Masih lancar, meski ada beberapa titik yang sempat merambat karena aktivitas pasar," tutur Eko Prayitno, yang hendak mudik ke Mojokerto, Jawa Timur, saat beristirahat di sebuah masjid di Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Begitu juga di pertigaan simpang tiga Jomin, Karawang, arus kendaraan masih bergerak lancar. Gerak merambat, kata dia, justru teriadi di Pasar Sukamandi, Pasar Eretan, dan Pasar Krimun. "Sayangnya, memang belum banyak petugas yang mengatur arus lalu lintas di titik-titik tersebut," katanya.
Mulai ramainya arus mudik ini, jelas dimanfaatkan sejumlah pedagang dadakan di sepanjang ruas jalur utama Pantura tersebut. Namun para pedagang dadakan itu lebih dominan pada penjualan minuman, es kelapa muda maupun makanan ringan. "Menjelang waktu Maghrib, banyak pemudik yang berhenti untuk berbuka dan beristirahat," kata Dirman, penjual es kelapa muda, di pesisir Pantai Eretan, Kabupaten Indramayu.
Dia menjual es kelapa muda itu seharga Rp 7.500 per biji. Dalam sehari ia bisa terjual 50 butir kelapa. Namun jumlah itu akan lebih tinggi lagi menjelang puncak arus mudik pada Sabtu depan.