REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Ledakan kuat yang disebabkan oleh satu serangan udara mengguncang Tripoli Rabu (24/8) pagi. Sementara, satu pesawat tempur NATO terbang di atas kota itu.
Ledakan-ledakan tersebut muncul setelah pertempuran Selasa malam menyusul penyerbuan kompleks pemimpin Libya, Moammar Qaddafi, oleh para pejuang yang memberontak. Pemimpin kelompok pemberontak mengatakan kepada koresponden AFP bahwa mereka yang pro Gaddafi bersembunyi di jalan menuju bandar udara.
Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, mengatakan di Paris ia telah setuju dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, akan melanjutkan aksi militer terhadap Qaddafi berdasarkan mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa sampai ia meletakkan senjata. Sementara itu, Beijing mendesak satu peralihan kekuasaan stabil di Libya. China mengatakan pihaknya mengadakan kontak dengan Dewan Transisi Nasional (TNC) dari kelompok penentang Qaddafi.
Pernyataan tersebut merupakan isyarat jelas bahwa Beijing telah secara efektif mengalihkan pengakuan kepada pasukan pemberontak yang mengalahkan pasukan pro Qaddafi.
''China menghormati pilihan rakyat Libya dan mengharapkan adanya transisi kekuasaan stabil,'' kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Ma Zhaoxu. "Kami selalu memperhatikan peran penting Dewan Transisi Nasional dalam memecahkan masalah Libya dan mengadakan kontak dengannya. Kami berharap pemerintahan mendatang akan mengambil langkah-langkah efektif, menarik pasukan dari berbagai faksi dan memulihkan ketertiban umum secepat mungkin.''