REPUBLIKA.CO.ID,ADEN - Pasukan pemerintah yang didukung kekuatan udara melancarkan serangan yang menewaskan 17 militan di wilayah bergolak Yaman selatan pada Rabu (31/8). Demikian kata seorang pejabat militer.

Yaman berulang kali menyatakan bahwa pasukannya mencapai kemajuan untuk menumpas militan yang dituduh terkait dengan Alqaidah. Namun, mereka belum menguasai provinsi Abyan yang dilanda kekerasan.

Pasukan angkatan darat memukul mundur militan dari sebuah daerah sekitar delapan kilometer dari Zinjibar, ibu kota provinsi yang dikuasai militan, pada Mei. ''Tidak ada korban di pihak pasukan dalam pertempuran itu. Pasukan juga menyita sejumlah senjata,'' kata seorang pejabat militer.

Sejak akhir Mei, gerilyawan menguasai sejumlah kota di provinsi Abyan. Gerilyawan memanfaatkan kondisi pemerintah pusat yang melemah akibat gelombang protes menentang kekuasaan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Pasukan keamanan Yaman selama beberapa pekan ini memerangi kelompok orang bersenjata yang dituduh sebagai anggota Alqaidah di Abyan, Yaman selatan, yang sebagian besar dikuasai oleh militan sejak Mei. Kekerasan menewaskan lebih dari 150 prajurit sejak militan bersenjata yang menamakan diri "Pengikut Sharia" itu menguasai sebagian besar Zinjibar pada 29 Mei.

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Alqaidah. Namun, oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun. Pertempuran di Abyan itu berlangsung ketika protes massal yang menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh memasuki bulan ketujuh. Aksi demonstrasi yang melumpuhkan sejumlah kota dan mendorong negara itu ke dalam ketidakpastian politik.

Ikuti Whatsapp Channel Republika