REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS-- Pemimpih Hamas yang tinggal di Damaskus, Khaled Meshaal, akan menyambut 40 tawanan Palestina yang diasingkan ke Mesir, Selasa, sebagai pertukaran bagi pembebasan sandera tentara Israel Gilad Shalit, kata gerakan Islam itu.
"Gerakan itu memutuskan untuk mengirim delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Meshaal guna menyambut para tawanan tersebut di Mesir," kata juru bicara Izzat al-Rishq, seorang anggopta biro politik gerakan itu, Senin.
"Shalit akan tetap (di tangan kami) hingga kami yakin para tawanan Palestina itu dikirim ke Mesir, berkoordinasi dengan intelijen Mesir," katanya.
Menurut perjanjian penting itu, yang ditengahi oleh Mesir, kelompok pertama dari 477 tawanan Palestina akan dibebaskan pada waktu yang sama saat Shalit dibebaskan. Dari jumlah itu, 163 tawanan dari Tepi Barat dan Jerusalem timur, akan diasingkan ke Gaza, sebagaimana seorang tawanan wanita Arab Israel.
Sebanyak 40 tawanan lainnya akan diasingkan di luar negeri dalam operasi yang akan ditangani oleh Mesir, yang akan menjamin mereka akan diterbangkan ke negara-negara penampung, termasuk Turki, Suriah dan Qatar.
"Perayaan di Gaza dan Tepi Barat akan menjadi hari libur nasional," kata Rishq. Pemerintah Otonomi Palestina menyambut baik perjanjian itu, tapi mengatakan kecewa bahwa Hamas setuju untuk membolehkan Israel mengasingkan lebih dari 200 tawanan, syarat yang sebelumnya ditolak oleh gerakan Islam itu.