REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Dalam pemungutan suara keanggotaan Palestina di UNESCO di Paris, Senin (31/10) sore, Indonesia menjadi salah satu dari 107 negara yang memberikan suaranya.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Arief Rahman, mengatakan sejak awal Indonesia sudah jelas mendukung upaya Palestina mendapatkan kedaulatannya.
"Indonesia mempunyai posisi yang tegas, mendukung berdirinya negara Palestina. Kita menyatakan dukungan secara bulat," ujar Arief kepada Republika melalui sambungan telepon, Selasa (1/11).
Saat UNESCO mengumumkan hasil bahwa Palestina diterima menjadi bagian dari keanggotaan mereka, Arief mengucapkan selamat melalui mikrofon kepada UNESCO karena menerima Palestina.
"Kita diciptakan Tuhan beragam supaya kita saling memahami, dan kemarin UNESCO membuktikan bahwa kita saling mendengar dan memahami. Ini merupakan tonggak sejarah," tambahnya.
Indonesia juga menjadi negara yang menandatangani resolusi dari Executive Board UNESCO, yang berisi rekomendasi mereka untuk menjadikan Palestina sebagai anggota UNESCO. Tanpa rekomendasi Executive Board, UNESCO tidak akan menyelenggarakan pemungutan suara seperti Senin lalu.
Negara lain yang duduk di Executive Board dan menandatangani resolusi diantaranya Aljazair, Turki, Mesir, Kuba, Kongo dan Afrika Selatan dari total 40 negara yag menandatangani.
Arief menceritakan bahwa sebelum pemungutan suara berlangsung, beberapa negara mencoba memengaruhi negara-negara pemilik suara untuk menghambat laju Palestina. Tetapi, sikap internasional Indonesia yang sudah dikenal sebagai pendukung kemerdekaan Palestina, membuat negara-negara tadi tidak terlalu berusaha memengaruhi delegasi asal Indonesia.