REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Persoalan jam kerja yang tidak toleran terhadap waktu shalat kini menjadi tantangan bagi Muslim Amerika Serikat. Namun, ada juga pekerja Muslim 'nakal' yang mengorupsi jam kerja dengan alasan menunaikan ibadah.
Seperti dikutip thehuffingtonpost.com, ulama berpendapat seharusnya perusahaan memberikan toleransi waktu bagi pekerja Muslim. Mereka tetap melakukan tugas kerjanya tanpa meninggalkan kewajibannya menjalankan ibadah.
Namun, ada sebagaian ulama mengatakan bahwa pekerja Muslim kerap menyalahgunakan sistem untuk kepentingan pribadi. Mereka meminta izin waktu bukan untuk shalat.
"Adalah hak pengusaha untuk menindak pekerja Muslim yang menyalahgunakan sistem," kata Imam Yahya Hendi, Presiden Clergy Beyond Borders --organisasi antar umat beragama berbasis di Washington.
Akibat ulah nakal pekerja Muslim tersebut, sebagian perusahaan AS lalu merasa khawatir apabila toleransi waktu yang diberikan itu akan disalahgunakan. "Ini membuat buruk citra Islam," kata dia.