Rabu 02 Nov 2011 17:03 WIB

Dilema Muslim AS, Menyulap Ruang Kerja Jadi Ruang Shalat (3)

Sholat (ilustrasi)
Foto: www.smsmasterku.com
Sholat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Pekerja Muslim di Amerika Serikat memiliki tantangan dalam menjalankan ibadah shalat di sela-sela waktu jam kerja yang padat. Sebagian besar perusahaan di Amerika belum memasukan aturan yang mengizinkan seorang Muslim untuk menuaikan kewajibannya melaksanakan shalat.

Ketiadaan aturan itu membuat pekerja Muslim mengalami dilema. Pada satu sisi, kewajiban bekerja mesti dipenuhi. Sisi sebaliknya shalat merupakan ibadah utama yang hukumnya tidak boleh ditinggalkan.

Naimi Soheil, Manager IT sebuah perusahaan di Los Angeles, mengaku mensiasati kondisi tersebut dengan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk melaksanakan shalat. Bahkan, ruangan tempat ia bekerja dimanfaatkan sebagai ruang shalat. 

"Ya, kadang kala saya mendapatkan gangguan saat shalat. Tapi, saya tidak tersinggung soal itu," kata dia.

Kelly Kaufmann, manajer program di sebuah perusahaan asuransi kesehatan Chicago, beda lagi caranya. Dia menyimpan sajadah di kantornya.

Saat hendak melakukan shalat, Kaufmann selalu mengirimkan pesan singkat kepada rekan kerjanya yang Muslim. Dia mengirim SMS untuk mencari tahu kapan ada ruangan kosong yang bisa digunakan untuk shalat.

"Saya beruntung dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk shalat dan tidak terganggu dengan banyaknya pekerjaan," pungkas Kaufmann yang meminta agar nama perusahaannya tidak disebutkan.

.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement