REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Meskipun Mesir telah menyatakan pintu perbatasan jalur darat di Rafah ditutup selama perayaan Idul Adha 1432 Hijriyah, namun pemerintah tetap mengizinkan warga Palestina yang sakit untuk melintasinya.
Keputusan perizinan bagi warga Palestina di Jalur Gaza yang ingin berobat ke Mesir ini diambil atas pertimbangan kemanusiaan, kata pihak berwenang Perlintasan Rafah seperti dikutip kantor berita Mesir, MENA, Sabtu (5/11).
Disebutkan, ratusan warga Palistina yang ingin berobat di Mesir kini sedang antri di Rafah untuk menunggu proses perizinan. Pintu perbatasan Rafah yang menghubungkan Semenanjung Sinai, Mesir, dan Jalur Gaza, Palestina, itu ditutup selama sepekan sehubungan dengan liburan Idul Adha mulai Jumat (4/11) hingga Kamis pagi (10/11).
Sejak 28 Mei lalu, pintu perbatasan Rafah dibuka kembali setelah ditutup akibat tidak kondusifnya keamanan Mesir menyusul revolusi pada awal tahun ini yang menumbangkan rezim pimpinan Presiden Hosni Mubarak pada 11 Februari 2011.
Dalam enam bulan terakhir, tercatat 154.749 orang telah melintasi perbatasan Rafah, terdiri atas 74.287 orang dari Jalur Gaza ke Mesir, dan 75.462 orang lagi dari Mesir ke Gaza. Otoritas Mesir secara sporadis menutup pintu perbatasan tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi keamanan setempat.
Rafah merupakan satu-satunya pintu perbatasan Jalur Gaza yang menghubungan wilayah yang dikuasai faksi Hamas itu dengan dunia luar. Pintu perbatasan lain yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Israel secara sepihak masih diblokir oleh Israel.