REPUBLIKA.CO.ID,ARAFAH -- Tepat setelah waktu dzuhur tiba hingga tenggelam matahari, Sabtu lalu (5/11) atau Dzulhijjah 1432 H, jutaan calon haji melakukan wukuf di Arafah. Tak terkecuali 222.156 orang jamaah Indonesia juga ikut berkumpul di tempat tersebut.
’’Waktu wukuf yang sangat berkah ini semoga dapat dimanfaatkan sebagai ajang perbaikan diri. Sebagai ajang pertaubatan total baik sebagai hamba Allah maupun bagi sebagian komunitas manusia,’’ ujar Naib Amirul Haj KH Ahmad Hasyim Muzadi dalam khotbah wukuf di Arafah, Sabtu(5/11).
Menurut Hasyim selain diisi dzikir, waktu wukuf di Arafah hendaknya dipakai sebagai ajang untuk membentuk manusia yang saleh baik secara pribadi maupun sosial. Dan ini bisa terjadi bila secara pribadi manusia secara sadar bahwa dirinya adalah orang yang harus menjalankan amanah dengan baik.
’’Sebagai haji maka ia berkewajiban membawa nilai Arafah untuk kemaslahatan pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa,'' ujarnya. Namun yang menjadi masalah, lanjutnya, bagaimana dapat mengenal nilai luhur dan agung dari wukuf di Arafah sebagai bagian terpokok dari ibadah haji.