Rabu 23 Nov 2011 20:19 WIB

Muslimah Nagpada Ubah Nasib Lewat Basket

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Muslimah Nagpada giat berlatih bola basket.
Foto: www.guardian.co.uk
Muslimah Nagpada giat berlatih bola basket.

REPUBLIKA.CO.ID,MUMBAI - Malam itu suhu Mumbai mulai bersahabat. Sementara, pebasket mengenakan celana panjang dan kaos tengah berlatih keras di bawah siraman lampu yang berdiri gagah di pinggir lapangan.

Ya, mereka pebasket putri dari distrik Nagpada. Salah satu kawasan kumuh kota Mumbai. Mereka merupakan komunitas Muslim yang tengah berlatih guna menghadapi turnamen yang berlangsung pada Januari tahun depan. Bagi mereka, turnamen ini merupakan yang pertama diikuti.

Bagi Muslimah Nagpada, berkesempatan untuk mengikuti sebuah turnamen merupakan kesempatan langka. Sebab, berulang kali mereka tidak diperbolehkan untuk turut serta dalam turnamen itu.

"Banyak orang di sini merasa tidak pantas anak perempuan bermain basket. Kini, sikap itu berangsur-angsur berubah. Bahkan, mereka boleh dibilang sangat bangga dengan apa yang tengah dilakukan anak-anak mereka," ungkap Sheikh Rasheed Afreen (18), salah satu pemain bintang tim.

Lapangan basket Nagpada boleh dibilang tidak layak untuk sebuah arena olahraga. Sebab, lokasinya dikelilingi gubuk-gubuk kumuh, sampah dan rumah petak penuh sesak.Kondisi demikian jelas kontras dengan perkembangan kota Mumbai yang tengah berubah wajah menjadi kota metropolitan.

Meski kondisinya memprihatinkan, Muslimah Nagpada tidak patah arang. Mereka justru bersemangat untuk berlatih. "Meski buruk, lapangan ini merupakan fasilitas terbaik yang dimiliki Nagpada. Kami membutuhkan lapangan ini," kata Afreen.

Kesenjangan di kawasan ini begitu kentara saat tim basket putri Nagpada berhadapan dengan tim dari Distrik Colaba. Pemain dari tim Colaba tampak memperhatikan fesyen. Itu terlihat dari gaya rambut, sepatu basket dan jersey yang dikenakan. Sebaliknya, tim Nagpada berpenampilan ala kadarnya.

"Kami utamakan kerja keras dan displin ketimbang penampilan," ungkap pelatih kepala, Noor Khan.

Harapan

Afreen dan adiknya, Sumaiya, berasal dari keluarga kelas bawah. Orang tuanya merupakan supir taksi. Namun, orang tua mereka mendukung penuh kedua anaknya bermain basket.

"Ayah bermimpi saya menjadi seorang pemain sehingga dia sangat bahagia," kata Afreen.

Feroz Khan Nida, yang ayahnya adalah agen real estate, ingin mengikuti contoh kakeknya. Sang Kakek sempat bermain di Nagpada pada 1950-an,

Bagi masyarakat Nagpada, basket merupakan medium perubahan nasib. Tak heran banyak keluarga mendorong anak-anaknya untuk mengubah nasib mereka dengan bermain basket.

Basket telah dimainkan di India sejak 1930, tetapi selalu dibayangi ketenaran kriket dan hoki. Karena itu, antusiasme masyarakat India terhadap basket biasa-biasa saja.

Tapi, kondisi itu berubah. Ketika menjadi atlet merupakan profesi realistis ketimbang menjadi polisi, tentara atau bekerja diberbagi instansi pemerintah.

Menjadi atlet atau olahragawan menjamin standar hidup yang lebih baik. Tujuan itulah yang tengah dirintis oleh Afreen, Sumaiya dan Nida. "Kita bisa mendapatkan pekerjaan yang baik melalui olahraga dan itu bisa mengubah segalanya," kata Afreen.

Penolakan

Meski ada perbaikan, masih ada resistensi dari ulama terkait keikutsertaan Muslimah dalam bermain basket.

Pemilik restoran Zulfiqar yang berlokasi tak jauh dari tempat latihan, Abdul Haq, menyatakan sangat keliru membiarkan perempuan bermain basket. "Mereka harus dalam ruangan atau di sekolah pada usia tersebut. Ini bukan kegiatan yang tepat untuk mereka," katanya.

Ali Hassan, seorang teknisi berusia 34 tahun, mengatakan tidak ada yang salah dengan gadis-gadis bermain basket. Tetapi, mereka harus "berpakaian dengan benar". Dia menyarankan kerudung kepala hingga kaki penuh.

Zulfiqar Haidar, tukang sepatu, berpikir bahwa mengingat tuntutan olahraga, beberapa jenis busana perlu disesuaikan. Dengan demikian, penampilan Muslimah akan terlihat lebih baik. "Pastikan tidak ada celana pendek dan tidak ada rambut yang terbuka," katanya.

 

sumber : guardian
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement