Jumat 25 Nov 2011 14:37 WIB

Korea Utara Ancam Serang Istana Presiden Korea Selatan

Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Korea Utara, Kamis mengancam akan menjadikan istana presiden Korea Selatan "lautan api" dalam menanggapi setiap provokasi, sehari setelah militer Seoul melakukan latihan besar dekat perbatasan kedua negara.

Latihan angkatan darat, laut dan udara dilakukan untuk memperingati serangan Korut ke pulau perbatasan Yeonpyeong, yang memicu kemarahan rakyat Korsel dan kecaman internasional.

Pyongyang selalu beralasan bahwa seragannya pada 23 November 2010 sebagai tanggapan

latihan artileri Korsel di Yeonpyeong yang menurutnya peluru-peluru jatuh di perairan Korut.

Komando Tertinggi militer Korut, Kamis mengatakan Korsel seharusnya tidak lupa dengan pelajaran dari serangan ke Yeonpyeong.

Korut menyebut latihan militer, Rabu bertepatan dengan setahun serangan ke Yeonpyeong itu sebagai provokasi militer dan politik baru.

Jika Korsel pada waktu mendatang melepaskan tembakan satu peluru ke perairan Korut atau serangan darat dan udara, "lautan api" akan menghantam istana presiden.

Angkatan bersenjata Korut "berada dalam siaga penuh untuk bertempur guna membalas setiap provokasi militer," kata pernyataan Komando Tertinggi di kantor berita resmi Pyongyang KCNA.

Komite untuk Reunifikasi damai Tanah air kemudian juga mengancam akan melakukan pembalasan "tanpa belas kasihan" bagi provokasi lebih jauh,kata KCNA.

"Jika unsur-unsur suka berkelahi boneka itu memprovokasi dari Yeonpyeong kembali, pulau itu seluruhnya akan hilang dan benteng musuh akan diruntuhkan menjadi abu tanpa belas kasihan dan serangan yang melumpuhkan oleh Tentara Rakyat Korea, serangan itu lebih hebat ketimbang dari serangan-serangan terdahulu," katanya.

Serangan tahun lalu menewaskan dua Marinir dan dua warga sipil dan menghancurkan sejumlah gedung. Itu adalah serangan pertama terhadap satu daerah berpenduduk sipil sejak Perang Korea tahun 1950-1953dan menimbulkan kemarahan di Korsel.

Militer Seoul menghadapi kecaman keras atas tidakannya yang lamban dan pada Rabu melakukan latihan militer berujuaan untuk mensimulasi satu tanggapan yang lebih keras, termasuk serangan udara terhadap setiap serangan baru.

Korsel memperkuat tingkat pasukan dan senjatanya termasuk peluncur roket dan helikopter-helikopter tempur di Yeonpyeong dan pulau-pulau garis depan lainnya pada tahun lalu.

Serangan ke Yeonpyeong tahun lalu terjadi delapan bulan setelah tenggelamnya satu kapal perang Korse yang menewaskan 46 awaknya. Korut membantah tuduhan Koresl bahwa pihaknya menorpedo korvet itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement