REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, melancarkan perang terbuka terhadap Idris selaku pelaksana teknis PSMS versi Liga Super Indonesia (ISL). Djohar, yang pernah memperkuat PSMS pada era 1980-an, mengkritik pedas Idris saat jeda babak pertama PSMS IPL (Liga Primer Indonesia) melawan Persebaya di Stadion Teladan, Ahad (27/11) sore.
Di hadapan media, Djohar menegaskan dualisme PSMS terjadi lantaran satu sosok yang tak lain adalah Idris. "Idris, kami tidak tahu asal usulnya seperti apa. Tapi, dia berhasil menghancurkan PSMS. Dia berhasil membawa PSMS sesuka hatinya tanpa ada izin dari 40 klub," ujar Djohar.
Sebagai pemain yang pernah membela panji klub yang berdiri pada 1950 ini, Djohar kecewa dengan keputusan klub membela ISL. Meskipun demikian, Djohar menjamin PSMS bisa lolos dari sangsi karena kehadiran PSMS Medan di IPL.
"Terbukti PSMS sudah hadir di kompetisi, tidak ada masalah. Ada yang menamakan PSMS lagi itu urusan klub pemilik PSMS. Apakah mereka berhak bernama PSMS itu berpulang kepada 40 klub pemilik PSMS, bukan milik pribadi,'' tandasnya. ''PSMS ini milik siapa? pengurus atau pribadi? PSMS bukan milik Idris yang seenaknya membuat PSMS dan berhasil menghancurkan PSMS. Sebagai mantan pemain, saya kecewa."
Sementara itu, Idris mengatakan dirinya tak ambil pusing soal komentar Djohar Arifin. "PSMS di tangan kami tidak pernah hancur. Kita memilih ISL dan tidak ke IPL karena bobroknya PSSI pimpinan Djohar Arifin,'' katanya.