REPUBLIKA.CO.ID, UTAH - Komunitas Mormon di Utah menggelar acara untuk memamerkan budaya Islam seluruh dunia. Hasil karya seni Islam ini akan dipamerkan di Museum Universitas Brigham Young (BYU) of Art.
"Menakjubkan bisa menemukan nilai yang sama dalam tradisi Mormon dan budaya Islam," kata pemimpin proyek ini, Sabiha Al Khemir.
Mormon merupakan istilah yang digunakan untuk pengikut gerakan Latter Day Saint movement. Istilah Mormon terutama dipakai untuk kelompok terbesar dari gerakan Latter Day Saint yaitu The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints (Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir).
Pameran diselenggarakan untuk menunjukkan keyakinan agama yang berbeda ternyata bisa rukun dan sejajar satu sama lain. Acara tersebut telah direncanakan sejak 2008. Proyek ini dimulai ketika Al Khemir, penduduk asli Tunisia yang dikenal sebagai seniman dan ahli dalam seni Islam, memiliki ide untuk membuat pameran kolaboratif untuk universitas.
Pameran ini akan membantu pengunjung memahami budaya Islam mulai dari bagian yang sederhana hingga kompleks. Al Khemir mengatakan selama ini masyarakat hanya sekedar melihat seni Islam. Mereka belum sampai pada tahap memahami.
“Ketika datang melihat budaya Islam, biasanya kita langsung melupakan apa yang baru saja dilihat,” ujar dia seperti dituliskan oleh surat kabar Desert.
Acara akan dimulai 24 Februari 2012 hingga 29 September 2012 dengan menampilkan lebih dari 250 karya dari sembilan negara. Setelah pameran di BYU selesai, mereka akan melanjutkan pameran ke Indianapolis Museum of Art, Museum Newark di Newark, NJ, dan Museum Portland.
Direktur Museum, Mark Magleby, mengapresiasi apa yang dilakukan Al-Khemir. Menurutnya, pameran ini akan dapat memperkenalkan budaya Islam yang belum begitu akrab dengan masyarakat Utah.
"Salah satu keistimewaan pameran ini adalah nantinya masyarakat sadar akan komunitas Muslim yang signifikan di Barat dan di Utah," kata Magleby.
Di Amerika, ada 5,8 juta penganut Mormon. Sementara itu, jumlah muslim di sana sekitar tujuh juta orang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika