REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Seorang ayah Palestina dan putrinya terluka pada saat rumah mereka terkena serangan udara Israel di Kota Gaza Ahad (11/12) pagi, kata para petugas medis.
Mereka mengatakan, keduanya terluka di daerah Zeitun Kota Gaza ketika sebuah rudal menghantam rumah mereka, tampaknya menargetkan bangunan tetangga.
Militer Israel mengatakan sasaran mereka adalah satu bangunan pabrik senjata dan bahwa serangan itu dilakukan setelah terjadi beberapa kali serangan roket terhadap Israel dari Jalur Gaza.
Aksi kerusuhan tingkat rendah mulai terjadi sejak akhir Oktober, ketika kekerasan menewaskan 12 warga Gaza dan seorang penduduk sipil Israel tewas, berakhir pada Kamis ketika serdadu Israel menewaskan dua
gerilyawan Gaza dalam serangan udara yang diduga merencanakan serangan.
Menurut radio publik Israel, sekitar 20 roket sejak itu telah di jatuhkan ke wilayah selatan negara itu, tanpa menyebabkan kerusakan atau korban cedera.
Pada Jumat (9/12) seorang anak Palestina meninggal akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, kata beberapa sumber medis.
Anak lelaki berusia 12 tahun itu adalah putra dari seorang pria yang tewas seketika oleh serangan udara tersebut yang ditujukan ke "satu tempat pelatihan HAMAS" di bagian utara Jalur Gaza, kata Adham Abu Selmia, juru bicara bagi layanan medis.
Enam lagi anggota keluarganya cedera dalam serangan itu, yang dilancarkan beberapa jam sebelumnya oleh beberapa jet tempur F16 Israel.
Israel menuduh HAMAS --Gerakan Perlawanan Islam, yang menguasai Jalur Gaza-- "bertanggung-jawab" atas kematian ayah dan anaknya tersebut, dan menyatakan HAMAS "menyimpan senjata di dekat rumah mereka".
Kematian anak itu membuat jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel dalam dua hari belakangan ini jadi empat orang.
Serangan udara Israel dilancarkan tak lama setelah gerilyawan Palestina di Jalur Gaza menembakkan tiga roket ke dalam wilayah Israel.
Serangan roket gerilyawan Palestina tersebut, yang diakui oleh satu kelompok yang namanya berafiliasi dengan faksi Fatah --pimpinan Presiden Mahmoud Abbas, adalah pembalasan atas serangan udara Israel sebelumnya. Dua orang Palestina tewas dalam serangan itu.