REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Permintaan Presiden AS Barack Obama agar Iran mengembalikan Pesawat mata-mata tanpa awak ditanggapi dingin oleh Teheran. Pemerintah Iran justru meminta Obama meminta maaf karena memata-matai Iran.
"Tampaknya Presiden Obama telah lupa bahwa ruang udara kita dilanggar," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Ramin Mehmanparast dalam konferensi pers.
Alih-alih meminta maaf secara resmi untuk pelanggaran yang mereka lakukan, kata Ramin, AS justru meminta kembali pesawatnya yang jatuh. AS seharusnya sadar pelanggaran ruang udara Iran dapat membahayakan perdamaian dan keamanan dunia.
Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA mengatakan pesawat mata-mata AS adalah milik Republik Islam Iran. "Teheran akan memutuskan apa yang akan dilakukan," kata dia seperti dikutip todayszaman.com, Selasa (13/12).
Sementara itu, parlemen Iran mengeluarkan resolusi yang menyatakan pesawat mata-mata itu bukti terorisme internasional dan pelanggaran hukum internasional secara terang-terangan oleh AS. Sikap parlemen itu segera ditindaklanjuti Presiden Mahmoud Ahmadinejad untuk mengadukan tindakan AS itu pada Dewan Keamanan PBB.
Di pihak lain, Pakta Atlantik Utara (NATO) berkilah pesawat itu bertugas untuk mengintai kelompok bersenjata di Afganistan Barat.
Sebelumnya, Presiden Barack Obama mengatakan bahwa AS menginginkan pesawat rahasia mereka dikembalikan. "Kami telah meminta agar pesawat kami dikembalikan. Kita akan melihat bagaimana Iran menanggapinya," kata Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih saat menemui Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki.