REPUBLIKA.CO.ID, Ibnu Qudamah juga dikenal tekun beribadah. Ia tidak pernah lalai untuk menunaikan shalat tahajud. Shalatnya khusyuk. Ia memiliki kebiasaan setelah mengimami shalat fardhu di masjid, selalu shalat sunat di rumahnya, sesuai dengan sunah Nabi SAW.
Waktu antara Maghrib dan Isya diisinya dengan shalat empat rakaat. Walaupun disibukkan oleh aktivitas mengajar dan mengarang buku, Ibnu Qudamah selalu menyempatkan waktu untuk mengulang hafalan se per tujuh Alquran setiap harinya. Mungkin berkat keistikamahannya dalam beibadah ini Allah menganugerahkan banyak karamah kepadanya.
Pada tahun 583 H, ketika Salahuddin al-Ayyubi mengumpulkan pasukan untuk mengusir Tentara Salib dari tanah Palestina, Ibnu Qudamah dan para santrinya ikut serta menjadi mujahidin. Waktu itu Ibnu Qudamah telah berusia 42. Dalam Perang Sabilillah itu keberanian Ibnu Qudamah begitu tampak. Ia maju ke garis musuh, menyerang mereka hingga dari telapak tangannya mengalir darah. Hingga akhirnya, pasukan tentara Islam berhasil merebut kembali Yerusalem dari Pasukan Salib. N ed; heri ruslan
Ibnu Qudamah dikenal sebagai seorang ulama yang produktif. Sejumlah karya berupa kitab-kitab terkemuka dalam bidang ilmu fikih, akidah, usul fikih, zuhud, serta hadis pernah ditulisnya. Karyanya masih tetap hidup dan menjadi rujukan umat Muslim di seantero dunia.
Ilmu Fikih:
• Al-Mughnee
• Al-Kaafi
• Al-'Uddah
• Al-'Umdah
• Al-Muqn'a
Akidah:
• Lum'at-ul-'Itiqaad
• Al-Qadar
• Dhamm-ut-Ta'weel
• al-Uloow
Usul Fikih
• Raudat-un-Naadhir On Raqaa'iq
Zuhud:
• Al-Ruqqah wal-Bukaa
• At-Tawwaabeen
Hadis:
• Mukhtasar 'Ilal-ul-Hadith Lil-Khilaal
Ibnu Qudamah dalam Pandangan Ulama
‘’Beliau adalah imam mazhab Hanbali di Masjid Damaskus. Ia adalah ulama yang tepercaya, figure yang dihormati, sangat murah hati, seorang karakter yang bersih, seorang hamba Allah SWT yang taat, memancarkan cahaya (pengetahuan dan kesalehan).’’ (Ibnu an-Najjaar dalam Sharh Lum`atul-I’tiqaad).
‘’’Tak ada yang menguasai pemahaman agama yang lebih hebat di Suriah, setelah Al- Al-Awzaa'ee, selain Syekh Al Muwaffaq (Ibnu Qudamah)." (Ibnu Taimiyyah dalam Siyar A'laam An-Nubalaa)
‘’Beliau adalah Syaikhul Islam, seorang imam, serta seorang cendekiawan. Ta ada orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu fikih yang lebih baik dari Ibnu Qudamah di zamannya atau sebelum itu dalam rentang waktu yang lama.’’ (Ibnu Kathir dalam al-Bidaayah wan-Nihaayah). (selesai)