REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Ditengah gonjang-ganjing sepak bola Tanah Air yang belum usai, PSSI terus melakukan terobosan-terobosan pembenahan. PSSI merombak format kompetisi liga berbagai jenjang divisi.
"Sebagai bagian dari regenerasi, PSSI juga memberlakukan kebijakan mengubah format kompetisi divisi I,II, dan III," ujar Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin dalam keterangan persnya Selasa (10/1) malam.
Djohar mengatakan, kebijakan merombak format kompetisi tersebut sesuai hasil rapat Komite Eksekutif PSSI. Dalam rapat itu, lanjut dia, PSSI memutuskan divisi I hanya diperuntukkan bagi pemain berusia di bawah 21 tahun. "Divisi II untuk usia dibawah 19 tahun dan divisi tiga untuk U-17," tambah Djohar.
Dengan kebijakan ini diharapkan para pemain akan rutin berkompetisi guna meningkatkan skill dan kemampuannya selama satu musim kompetisi. Selama ini, PSSI hanya memiliki kompetisi umur di bawah U-21. Sedangkan untuk kompetisi di kelompok umur di bawah 21 tahun, tidak ada kompetisi rutin yang berputar dengan teratur.
Selain menyiapkan kompetisi kelompok umur, badan sepak bola nasional itu juga telah menunjuk pelatih yang akan menangani jenjang level timnas. Indra Syafri dipercaya untuk memegang timnas U-17. Liestiadi yang merupakan mantan asisten Wim Rijsbergen di tim senior, kini memegang tongkat timnas U-19. Sedangkan Widodo Cahyono Putro tampil sebagai arsitek timnas U-21 Garuda.
Di luar tiga timnas ini, PSSI juga membentuk tim U-23 yang merupakan representasi dari garuda Senior baru. “Tim ini akan dipegang oleh Aji Santoso. Dia praktis juga menangani level di atasnya (timnas senior),” jelas Djohar.
Penunjukan Aji Santoso sebagai pelatih kepala timnas mendapat reaksi postif dari pemain. Andik Vermansyah menilai Aji adalah sosok yang tepat. "Dia seperti coach Rahmad darmawan. Orangnya dekat dengan pemain. Ini tidak akan menyulitkan kami untuk beradaptasi," ujar Andik
Di kesempatan berbeda, ketua Komite Timnas, Bob Hippy pernah menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia memiliki sistem pembinaan sepak bola yang teratur. Selain dengan membentuk kompetisi Divisi I, II, III untuk pemain muda, Bob juga menyatakan akan membangun sentra sepak bola di bawah umur.
“Kami juga telah mengirim Timo Scheunemann untuk memantau bakat pemain muda dengan berkeliling Indonesia,” Selain Timo, pelatih kawakan asal Belanda Bert Pentury dipercaya untuk memimpin sentra pembinaan pemain muda di Papua. “Pokoknya kita mau membuat sistem pembinaan dan perekrutan tim nasional yang teratur dan berkesinambungan,”
Arus “revolusi” yang terjadi di tim nasional Indonesia pun menyeret pelatih tim nasional senior Wim Rijsbergen. Nasib Wim serupa dengan Bambang pamungkas cs yang harus mengucapkan salam perpisahan di tim senior.
Namun Wim mendapat posisi baru sebagai Direktur teknik yang akan memberikan pengarahan bagi seluruh jenjang umur timnas Indonesia. “Dia pun akan kami minta memberi pelatihan pada pelatih lokal agar kekampuan kepelatihan kita meningkat,” pungkas Bob.