Kamis 19 Jan 2012 18:08 WIB

Suku Mandigo, Pembawa Islam ke Trinidad dan Tobago (1)

Rep: Prima Restri/ Red: Chairul Akhmad
Peta Republik Trinidad dan Tobago
Foto: emapsworld.com
Peta Republik Trinidad dan Tobago

REPUBLIKA.CO.ID, Trinidad dan Tobago adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Laut Karibia. Dengan luas wilayah 1.980 meter persegi, negara republik yang multi agama dan multi etnis ini memiliki penduduk sebanyak 1,3 juta jiwa.

Tidak ada agama yang dominan di negara ini. Dan delapan persen diantaranya adalah umat Muslim. Masuknya Islam di Republik Trinidad dan Tobago dibawa oleh budak-budak hitam dari suku Mandigo di Afrika Barat. Dan para ahli sejarah meyakini Islam di negara ini tidak dibawa oleh orang India Timur.

Hal ini terlihat dari banyaknya anggota suku Mandigo di Trinidad dan Tobago pada 1740 yang memeluk Islam. Penulis Omar Hasan Kasule, pada 1978 menyusun laporan bahwa budak-budak hitam itu pertama kali tiba sekitar 1777 untuk menggarap perkebunan teh di Trinidad. Dan jumlah mereka terus bertambah menjadi 20.000 orang di tahun 1802.

Muslim Mandigo ini menjaga identitas Islamnya dan mendapatkan kebebasan dari perbudakan dari pemimpin kuat bernama Muhammad Beth. Mereka selalu merindukan untuk pulang ke tanah kelahiran mereka, Afrika. Namun akhirnya, mereka terputus hubungannya dengan tanah kelahiran dan menetap di Trinidad.

Sedangkan orang-orang India Timur datang belakangan dengan tetap menjaga hubungan dengan negara kelahirannya sehingga bisa mempertahankan iman-Islamnya. Orang-orang India Timur ini pertama kali datang ke Trinidad sebagai pelayan berdasar perjanjian.

Mereka datang pada perayaan ulang tahun Trinidad pada 31 Mei 1845 menggunakan kapal Fatel Razeck yang berlabuh di Port of Spain. Mereka datang bersama dengan buruh lainnya yang beragama Hindu dari Uttar Pradesh, India, dengan jumlah keseluruhan 225 orang.

Perjanjian yang diterima para buruh ini adalah bentuk kerja paksa tanpa bayar. Para buruh tani ini bekerja di perkebunan tebu selama periode tertentu—biasanya lima tahun—untuk menghapus hutang-hutang mereka. Kondisi kemiskinan yang menggelayuti para buruh tani ini dibarengi usaha kristenisasi, tak peduli dengan agama yang mereka anut.

sumber : Dari berbagai sumber
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement