Ahad 22 Jan 2012 18:00 WIB

Dewan Transisi Nasional Libya Diserbu Aksi Protes

PM baru Libya Abdel Rahim al-Kib kiri didampingi Ketua NTC Mustafa Abdel Jalil
PM baru Libya Abdel Rahim al-Kib kiri didampingi Ketua NTC Mustafa Abdel Jalil

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Para pemrotes melemparkan granat dan menyerbu kantor Dewan Transisi Nasional (NTC) yang berkuasa di kota Benghazi, Libya, dan membakarnya, Sabtu (21/1). Menurut saksi mata, serangan itu adalah yang pertama terhadap NTC. Badan inilah yang memerintah Libya sejak Muamar Gaddafi jatuh.

Serbuan itu terjadi di kota Libya Timur yang juga merupakan tempat munculnya pemberontakan pertama terhadap Gaddafi tahun lalu. Dalam serbuan itu, sekitar 2.000 pemrotes, termasuk para pemberontak yang ikut membantu menggulingkan rezim Gaddafi, berunjuk rasa di luar kantor NTC, kata saksi dan koresponden AFP.

Akibat lemparan granat para pemrotes, sejumlah mantan pemberontak yang ikut dalam aksi tersebut juga cedera. Mereka merupakan orang-orang yang 'terpinggirkan' dalam pemerintah baru Libya. Mereka menuntut transparansi di NTC dan menentang susunan para pejabat di NTC yang disebut sebagai para oportunis yang berkuasa. Para oportunis itu sebelumnya adalah orang-orang yang setia kepada bekas rezim Gaddafi.

Dalam aksi serbuan itu, sumber AFP mendengar setidaknya ada tiga ledakan. Namun, tidak ada kerusakan pada kantor NTC dan tak ada korban yang jatuh akibat ledakan granat. "Para pengunjuk rasa menyerbu gedung itu dan merusak kantor-kantor NTC," kata seorang anggota NTC yang tidak bersedia namanya disebutkan itu, seperti dikutip Antara, Ahad (22/1).

Ghoga, yang juga bertindak sebagai juru bicara resmi pemerintah sementara itu, dikawal ke luar setelah dikepung mahasiswa yang marah di Universitas Ghar Yunis, kota terbesar kedua Libya. Ia selamat tanpa cedera tetapi terpaksa menahan diri dari caci maki massa, yang menuduh dia oportunisme karena pembelotannya dari rezim Gaddafi terlambat.

NTC menyebut insiden itu adalah serangan terhadap rakyat dan revolusi Libya. NTC mengatakan, "setiap serangan atau agresi terhadap Dewan Transisi Nasional merupakan satu serangan terhadap kedaulatan rakyat Libya dan revolusi agungnya." Satu pernyataan mengatakan, Ghoga adalah penguasa tertinggi NTC sampai pemilihan majelis konstitusi Juni.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement