REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Iran membantah terlibat dalam tiga serangan bom yang terjadi di Bangkok sehari setelah serangan bom di India dan Georgia. Israel menuduh Iran dan Hizbullah Lebanon berada di balik serangan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, di situs kantor berita Iran, Fars, menolak keras tuduhan tersebut. "Israel mencoba untuk merusak hubungan persahabatan dan bersejarah antara Iran dan Thailand," kata Mehmanparast, Rabu (15/2).
Penyelidik Thailand sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara ledakan di Bangkok dan serangan bom di kedutaan Israel di India dan Georgia pekan ini.
Selasa (14/2) kemarin, seorang pria Iran terluka parah oleh bom yang diduga dibawanya setelah sebelumnya terjadi sebuah ledakan di sebuah rumah yang dia sewa. Empat warga Thailand terluka dalam ledakan yang merusak atap rumah tersebut. Ketika polisi menggeledah rumah, mereka menemukan bahan peledak lainnya. Dua bahan peledak sempat dijinakkan oleh polisi.
Setelah pertemuan para pejabat keamanan Thailand, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional, Wichian Podphosri, mengatakan kepada wartawan bahwa magnet ditemukan di antara sisa-sisa bom. Benda itu tampak mirip dengan yang digunakan dalam pemboman di India dan Georgia. "Kami belum menemukan hubungan apa pun tapi kami masih menyelidiki," kata Podphosri.
Menurutnya, dari penyelidikan, jenis bahan peledak menunjukkan bahwa target yang dipersiapkan adalah individu. Daya ledak bom itu tidak dimaksudkan untuk melukai orang banyak atau bangunan besar.
Pria Iran tersebut yang diidentifikasi sebagai Saeid Moradi (28), harus kehilangan salah satu kakinya ketika bom meledak, dan kaki satunya harus diamputasi di rumah sakit.
Podphosri mengatakan, Moradi datang bersama dua orang rekannya yang berbagi rumah kontrakan dengannya. Satu orang ditangkap di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Selasa kemarin. Sedangkan, rekannya yang lain melarikan diri ke Malaysia. Pasukan keamanan sedang mencari tersangka tersebut.
Kedua pria itu menghadapi empat tuduhan, yaitu kepemilikan bahan peledak, percobaan pembunuhan, percobaan pembunuhan seorang polisi dan ledakan yang menyebabkan kerusakan.