Rabu 15 Feb 2012 22:26 WIB

PLN Batam Jajaki Ekspor ke Singapura

REPUBLIKA.CO.ID,BATAM--PT Pelayanan Listrik Nasional Batam sedang mengkaji kemungkinan memasok listrik Singapura sebesar 1.000 mega watt yang investasinya diprakirakan mencapai Rp12 triliun dan prioritas bahan bakar untuk pembangkitnya dari batu bara dalam negeri.

"Ini akan prestisius kalau terwujud sebab Indonesia bukan lagi hanya mengekspor batu bara melainkan dalam bentuk listrik," kata Direktur Utama PLN Batam (b'right PLN Batam)  Dadan Koerniadi di Batam, Kepulauan Riau, Kamis.

Prosesnya sekarang dalam tahap saling jajaki, sementara PLN Batam pun tengah melaksanakan studi kelayakan di antaranya dengan menyurvei tiga pulau yang dianggap paling dekat untuk interkoneksi kabel bawah laut ke Singapura. "Kami akan menghadapi Johor, Malaysia, yang juga didekati Singapura untuk memasok listrik," kata Dadan.

Informasi terkini, kata Direktur Teknik PLN Batam Fahmi El Amruzi, Singapura hanya akan memilih Johor atau Batam, tetapi ada pula kemungkinan menyertakan Johor dan Batam.

Bagi Batam, kata Fahmi, bahan bakar yang digunakan kemungkinan besar adalah batu bara, sebab gas masih banyak dibutuhkan untuk industri pupuk dalam negeri dan PLN pusat.

Mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk ekspor ke Singapura, Dadan menyatakan, karena PLTN secara nasional masih dalam taraf studi, maka PLN Batam hanya fokus terutama pada PLTU batu bara yang sumberdaya alamnya melimpah di dalam negeri dan tidak ada di Malaysia.

PLN Batam mengharapkan dukungan pemerintah dalam tata niaga batu bara supaya tidak sampai terjadi Malaysia yang harus mengimpor batu bara malah mampu menjual lisrik lebih murah ke Singapura. Bila terwujud, pembangkit listrik untuk Singapura akan dibuat tersendiri yang 10 persen di antaranya untuk memasok Batam.

Selain sedang merespons penawaran dari Singapura, PT PLN Batam mulai melaksanakan rencana jangka panjang perusahaan 2011-2015 untuk meningkatkan daya mampu eksisting 314 MW menjadi 624 MW sehingga kelak ketersediaan cadangan daya menjadi 200 MW atau 35 persen dari daya mampu total sebagai pelaksanaan strategi mengantisiasi pertumbuhan ekonomi dan menyediakan infrastuktur bagi industri di Batam.

Anak perusahaan PT PLN (Persero) itu merencanakan investasi Rp3,34 triliun untuk pembangunan pembangkit sendiri yaitu PLT Mesin Gas Panaran (24 MW, beroperasi 2012), PLTU Tanjunguncang (105 MW, 203), PLTU Tanjungkasam (55 MW, 2015) dan PLTU Tanjungkasam (55 MW).

Dalam kurun lima tahun hingga 2015, "independent power producer" (IPP) di Batam juga membangun PLTGU Tanjunguncang (105 MW, beroperasi mulai 2012), PLTG Tanjunguncang (2x35 MW, 2013), PLTGU Tanjunguncang (35 MW, 2014).

Selain itu PLN Batam hingga 2015 akan membangun transmisi Sagulung-Tanjunguncang (150 kV, 2012), gardu induk Tanjunguncang (2x30 MVA, 2013), gardu induk Kabil (60 MVA), interkoneski Batam-Bintan (150 kV, 2013) serta transmisi Batu Besar-Nongsa (150 kV, 2013).

Interkoneksi Batam-Bintan direncanakan dirampungkan pada triwulan III 2013, bersamaan dengan selesainya pembangunan PLTGU Tanjunguncang dan pembangunan kabel SUTT 150 kV di Pulau Bintan.

PLTU Batu Bara di Tanjungkasam (2x55 MW) yan dibangun IPP PT Tanjungkasam (TJK) Power kini sudah 81 persen selesai untuk pada Maret 2012 mulai penyambungan jaringan PLN Batam ke substastion di PLTU tersebut.

PLTU Tanjungkasam, pembangkit listrik uap batu bara, akan memasuki masa uji coba mulai Maret sebelum dioperaskan mulai Juni sebagai tahap satu dan pada September operasionalisasi tahap dua.

TJK Power merupakan perusahaan patungan antara China Huadian Engineering Company (CHEC) dari China sebagai pemegang saham mayoritas, dan PT PLN Batam yang andil 10 persen.

Patrick Chen Yong Hui selaku wakil pemegang saham dari CHEC mengatakan, pembangunan PLTU di Tanjungkasam akan selesai Juni 2012 atau hanya satu setengah tahun sehingga akan menjadi yang tercepat di antara tiga proyek investasi CHEC di Indonesia yang rata-rata untuk satu PLTU menghabiskan waktu lebih dari tiga tahun.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement