Ahad 19 Feb 2012 01:20 WIB

Inilah Motif di Balik Munculnya Hadis Palsu (Bag 2)

Mewaspadai Hadis Palsu
Foto: cover buku awas hadits palsu
Mewaspadai Hadis Palsu

REPUBLIKA.CO.ID, Hadis palsu merebak ketika di dunia Islam muncul kelompok-kelompok, seperti kelompok yang menuntut balas kematian Usman, kelompok yang mendukung Khalifah Ali, dan kelompok di luar keduanya. Setiap kelompok berlomba untuk eksis dan menunjukkan kelebihannya dengan membuat hadis-hadis palsu.

Kondisi itu sempat mengundang keprihatinan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Imam al-Dzahabi meriwayatkan dari Khuzaimah bin Nasr,  “Aku mendengar Ali berkata di Siffin: Semoga  Allah melaknati mereka (yaitu golongan  putih yang telah menghitamkan) karena telah merusak hadis-hadis Rasulullah.”

Sejak itu,  para sahabat mulai memberikan perhatian terhadap hadis yang disebarkan oleh seseorang. Sehingga, mereka tak akan mudah menerimanya sekiranya ragu akan kesahihan sebuah hadis.

Konflik politik di kalangan umat Islam yang semakin hebat, telah membuka peluang bagi golongan tertentu yang coba mendekatkan diri dengan pemerintah dengan cara membuat hadis. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah dalam al-Israiliyyat wa al-Maudhuat fi Kutub al-Tafsir, mengungkapkan, pada zaman Khalifah Abbasiyyah, hadis-hadis palsu dibuat demi mengambil hati para khalifah.

Menurut Abu Syahbah, hal itu sempat terjadi pada era kepemimpinan Harun al-Rasyid. Saat itu,  Abu al-Bakhtari, seorang qadhi,  masuk menemuinya ketika ia sedang menerbangkan burung merpati. Lalu Khalifah berkata kepada Abu al-Bakhtari, “Adakah engkau menghafal sebuah hadits berkenaan dengan burung ini?

Lalu dia meriwayatkan satu hadits, katanya, “Bahwa Nabi SAW selalu menerbangkan burung merpati.”  Harun al-Rasyid tahu bahwa hadis itu palsu dan dia segera memarahi al-Bahktari,’’ “Jika  engkau bukan dari keturunan Quraisy, pasti aku akan mengusirmu.”

Penyebaran hadis-hadis palsu pada zaman itu masih sedikit dibanding zaman-zaman berikutnya. Sebab, pada masa itu masih banyak para tabiin yang menjaga hadis-hadis Nabi SAW.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement