REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Pengadilan Pidana Bangkok Selatan pada Sabtu malam menyetujui permintaan polisi untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan seorang pria Timur Tengah yang diyakini telah terlibat dalam tiga ledakan bom di kawasan bisnis Bangkok pada 14 Februari, kata media lokal INN, Ahad (19/2).
Menurut Kol Pol Sunthorn Khemaprapa, wakil kepala Kepolisian Metropolitan Divisi lima, tersangka yang belum teridentifikasi, dituduh melakukan perakitan bom secara ilegal, memiliki bahan peledak secara ilegal dalam kepemilikan, dan menyebabkan ledakan yang melukai orang lain.
Kol Pol Sunthorn mengatakan, tak ada cukup bukti untuk mengkonfirmasi apakah kelima tersangka diidentifikasi sebagai Nikkhahfard Javad, yang dilaporkan meninggalkan negara itu pada 14 Pebruari.
Kamera menangkap gambar tersangka kelima berjalan kaki dari rumah kontrakan di Sukhumvit Soi 71, Pridi Panomyong 31, di mana bom pertama meledak.
Pengadilan Pidana Thailand, Kamis lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan empat warga Iran atas tuduhan terkait dengan berbagai insiden bom Selasa Bangkok.
Dua tersangka Iran ditangkap sebelumnya - Saeid Moradi, 28 tahun, kehilangan anggota tubuhnya sendiri akibat ledakan perangkat dan tersangka lain, Mohammad Hazaei, 42 tahun, ditahan di bandara internasional utama Bangkok pada Selasa ketika mencoba untuk naik pesawat menuju ke Malaysia.
Orang ketiga Iran diidentifikasi sebagai Masoud Sedaghatzadeh ditangkap pada Rabu oleh pemerintah Malaysia di Kuala Lumpur, sementara tersangka keempat, wanita Iran diidentifikasi sebagai Rohani Leila, diyakini oleh polisi telah kembali ke ibu kota Iran Teheran.
Ledakan bom yang mengguncang ibukota Thailand pada Selasa lalu melukai lima orang termasuk tiga orang Thailand, seorang wanita Thailand dan Saeid sendiri.