Ahad 19 Jan 2025 06:45 WIB

Hizbullah: Gencatan Senjata Gaza Bukti Kegigihan Perlawanan

Krisis kemanusiaan masih berlangsung di Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Satria K Yudha
Warga Palestina merayakan pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 15 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina merayakan pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 15 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menyampaikan selamat kepada warga Palestina atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Dia menilai, kesepakatan tersebut membuktikan kegigihan perlawanan terhadap Israel. 

"Kesepakatan (gencatan senjata) ini, yang tidak berubah dari apa yang diusulkan pada bulan Mei 2024, membuktikan kegigihan kelompok perlawanan, yang mengambil apa yang mereka inginkan sementara Israel tidak dapat mengambil apa yang dicarinya," kata Qassem, Sabtu (18/1/2025), dikutip dari laman Al Arabiya. 

Baca Juga

Itu merupakan pernyataan publik perdana Qassem mengenai kesepakatan gencatan di Gaza. Sesaat setelah Israel melancarkan agresi ke Gaza pada Oktober 2023, kelompok Hizbullah turut terlibat konfrontasi dengan Israel di wilayah perbatasan kedua negara. Hizbullah menyebut serangannya ke wilayah Israel adalah bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina. 

Pada November 2024, Israel dan Hizbullah menyepakati gencatan senjata. Amerika Serikat (AS) dan Prancis menjadi mediator dalam kesepakatan tersebut. 

Dalam kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS dan Prancis, Israel diharuskan mundur dari wilayah Lebanon selatan dalam waktu 60 hari. Sementara Hizbullah diminta menarik semua anggota dan senjatanya dari selatan. Sejak disepakati, Israel dan Hizbullah terlibat aksi saling tuding sebagi pihak pelanggar gencatan senjata. 

“Jangan menguji kesabaran kami dan saya menyerukan kepada negara Lebanon untuk menangani pelanggaran ini dengan tegas, yang jumlahnya telah melampaui 100,” kata NaimQassem dalam pernyataannya pada Sabtu. 

Terkait kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza, hal itu dicapai pada Rabu (15/1/2025) dan dijadwalkan mulai berlaku pada Ahad (19/1/2025). Kesepakatan tersebut tercapai setelah 15 bulan pertempuran. Proses mediasi atau negosiasi disokong Qatar, AS, PBB dan dukungan Mesir. 

Agresi Israel ke Jalur Gaza yang dimulai pada Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 45 ribu warga Palestina di sana syahid. Saat ini, krisis kemanusiaan masih berlangsung di Gaza karena sebagian besar infrastruktur-infrastruktur vital, seperti rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, telah hancur terhantam serangan Israel.

photo
Poin Kesepakatan Gencatan Senjata - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement