REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Iran membantah pemberitaan yang menyebutkan pihaknya menghalang-halangi inspeksi yang dilakukan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pekan lalu.
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh mengatakan, beberapa pemberitaan tersebut merupakan hasil propaganda media Barat yang memusuhi Iran.
Kejadian yang sebenarnya, menurut Farazandeh adalah inspektur IAEA melakukan inspeksi di situs pengembangan nuklir Iran. "Mereka mendapatkan akses untuk melihat uji coba nuklir kami," ujarnya saat menerima kunjungan wartawan di kediamannnya di Menteng, Selasa (28/2).
Menurutnya, Iran sangat terbuka dengan negosiasi. Namun, ia kecewa dengan pemberitaan Barat yang memberitakan sebaliknya. Media Barat bahkan menyebut Iran menghalangi kunjungan IAEA.
Farazandeh mengatakan, ada dua hal yang dijadikan senjata bagi Barat untuk menghancurkan Iran. Isu pertama adalah persoalan hak asasi manusia (HAM). Isu kedua adalah nuklir.
Padahal, Iran memanfaatkan nuklir untuk kepentingan damai. Iran beranggapan bom atom melanggar nilai akhlak dan kemanusiaan. "Kemanusiaan pantas mendapatkan hal yang jauh lebih baik daripada bom atom yang mampu menghancurkan banyak nyawa," kata Farazandeh.
Selama 32 tahun berbagai pihak berusaha untuk mencegah kemajuan Iran. Tuduhan aktivitas nuklir Iran didasari oleh laporan intelijen dari negara yang memusuhi Iran.