REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Panglima Angkatan Darat Iran, Brigadir Jenderal Ahmad-Reza Pourdastan, menyatakan, angkatan bersenjata berada di puncak kesiapannya untuk menjaga integritas teritorial negara dalam menghadapi segala bentuk agresi.
Setelah invasi dan pendudukan atas Afghanistan, kata di, Amerika Serikat berniat melancarkan serangan ke Iran, akan tetapi berkat perspektif Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, dan juga kekuatan angkatan bersenjata, kemungkinan serangan Amerika ke Iran musnah.
Dikatakannya bahwa hegemoni global yang dipimpin Amerika Serikat terus melancarkan perang urat saraf, mengingat mereka tidak dapat melancarkan serangan militer ke Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, isu serangan ke Iran kembali memanas. Rabu 29 Februari, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton menyatakan bahwa Washington telah membulatkan tekad untuk mencegah Iran mencapai kemampuan memproduksi senjata nuklir.
Pada hari yang sama Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara Amerika Serikat, Jenderal Norton Schwartz mengatakan bahwa Kementerian Pertahan Amerika (Pentagon) telah menyiapkan opsi serangan militer ke instalasi nuklir Iran.
Namun para pejabat Iran menepis tuduhan tersebut. Sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) Teheran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai. IAEA juga dalam berbagai laporannya menyatakan tidak adanya penyimpangan dalam program nuklir Iran.