REPUBLIKA.CO.ID, Kepribadiannya sungguh kuat, tutur katanya begitu fasih, pemikirannya amat cerdas.
Begitulah sejarah peradaban Islam menggambarkan sosok Muslimah pemberani bernama Shafiyyah binti Abdul Muthalib. Ia adalah bibi Rasulullah SAW, yang begitu gigih membela agama Islam di awal perkembangannya.
Mujahidah yang dikenal sebagai pejuang yang sabar dan penyair ulung itu bernama lengkap Shafiyyah binti Abdul Muththalib bin Hisyam bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab Al-Qurasyiyah Al-Hasyimiyah. Syafiyyah merupakan saudara kandung Hamzah bin Abdul Muthalib yang bergelar ''Singa Allah''.
Ia juga merupakan ibu kandung sahabat agung, Zubair bin Awwam. Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashr asy-Syalabi dalam Nisaa’ Haular Rasul mengisahkan, Shafiyyah tumbuh di rumah Abdul Muthalib, pemuka Quraisy dan orang yang memiliki kedudukan yang tinggi, terpandang, dan mulia.
"Faktor lingkungan inilah yang membuat Shafiyyah menjadi seorang wanita yang kuat, cerdas, pemberani dan ahli menunggang kuda," papar Al-Istanbuli dan Asy-Syalabi. Syafiyyah juga termasuk angkatan pertama yang beriman kepada ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.
Ia juga turut berhijrah bersama putranya ke Madinah, ibukota Islam yang pertama. Menurut Al-Istanbuli, Shafiyyah menyaksikan dan turut berperan dalam menyebarkan ajaran Islam. Semangat jihad yang tumbuh dalam jiwanya mendorong sang mujahidah untuk turut serta ke medan Perang Uhud bersama rombongan kaum wanita untuk mengobarkan semangat keberanian para mujahid.
Shafiyyah pun turut mengobati mujahidin yang mengalami luka-luka dalam pertempuran. Kemenangan yang telah digenggam kaum Muslimin di medan Perang Uhud berbalik menjadi kekalahan ketika pasukan pemanah mengabaikan perintah Rasulullah. Pasukan Muslim pun kocar-kacir ketika mendapat serangan balasan dari tentara musuh.
Namun tidak dengan Shafiyyah. Ia tetap berdiri dengan berani berbekal tombak di tangannya. Ia geram melihat tentara Muslim kocar-kacir meninggalkan Rasulullah SAW. Ia mengibas-ngibaskan tombak yang digenggamnya dan hendak memukulkannya ke wajah orang-orang yang mudur dari peperangan seraya berkata, “Apakah kalian hendak meninggalkan Rasulullah SAW?”