REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak empat klub Liga Super Indonesia (ISL) asal Jawa Timur secara tegas menolak menghadiri undangan rekonsiliasi yang digagas pengurus PSSI. Acara rekonsiliasi tersebut bakal di Jakarta pada Rabu (14/3).
Penolakan disampaikan tiga perwakilan klub, yakni Persela Lamongan, Arema Indonesia dan Deltras Sidoarjo, usai mengadakan pertemuan dengan Ketua Pengprov PSSI Jatim, La Nyalla Mattalitti, di Surabaya, Selasa. Perwakilan Gresik United tidak hadir karena mendampingi timnya berlaga di Jakarta.
"Rekonsiliasi yang ditawarkan PSSI sudah terlambat. Itu mestinya dilakukan sejak awal-awal sebelum kompetisi," kata Sekretaris Tim Persela, Mudji Santoso.
Mudji mengaku pihaknya hingga kini belum menerima undangan resmi dari PSSI untuk menghadiri pertemuan di Hotel Crown Jakarta pada Rabu (14/3) besok tersebut. "Kebetulan mesin faksimil di sekretariat Persela sedang rusak,'' ujarnya. ''Tapi meskipun dapat undangan, kami tidak akan datang. Sejak awal kami sudah sepakat dengan klub-klub ISL lainnya untuk mendukung kongres luar biasa."
Sekretaris Tim Deltras Sidoarjo, Achmad Zaini, mengatakan ajakan rekonsiliasi sudah sering disampaikan pengurus PSSI. Tetapi, niatan itu tidak pernah terlaksana hingga sekarang menjelang KLB muncul lagi.
"Sudah sangat terlambat dan kami menolak ajakan itu. Kubu Djohar Arifin selalu merasa paling benar dan tidak pernah mendengarkan aspirasi dari klub-klub. Untuk apa sekarang ada rekonsiliasi," ujar Zaini.
Juru Bicara Arema Indonesia, Sudarmaji, menegaskan bahwa KLB versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) merupakan solusi terbaik untuk meluruskan berbagai pelanggaran PSSI. "Sudah terlalu banyak pelanggaran statuta yang dilakukan PSSI. Jalan terbaik untuk membenahi organisasi agar kembali ke jalur benar adalah melalui KLB," katanya.