REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Siapa sangka Andik Vermansyah, pemain sepakbola unggulan Tim Nasional Indonesia, ternyata mempunyai keinginan menjadi seorang pengusaha. Bahkan Selasa (20/3) , hal itu diwujudkannya dengan mendaftar sebagai mahasiswa Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya. Andik diterima sebagai mahasiswa beasiswa prestasi atlet.
Di kampus itu, Andik menambil program studi manajemen, Fakultas Ekonomi. Pria kelahiran Surabaya, 23 November 1991 itu mengaku sadar bahwa karir pemain sepakbola sangat terbatas dengan usia, dan tak bisa selamanya bisa menjadi pemain bola profesional. Untuk itu, Andik mulai merancang strategi hidupnya dengan bekal pendidikan.
Andik menambahkan, dirinya saat ini pun sedang merancang usaha yang tentunya tidak jauh-jauh dari dunia olahraga khususnya sepakbola. Ia pun berharap dengan ilmu manajemen yang dimiliki kelak dapat membuat bisnisnya terarah.
"Dari dulu memang sudah ada cita-cita jadi pengusaha. Kan tidak mungkin juga selamanya saya jadi pemain sepak bola. Masa iya kalau sudah tua tetap main bola. Saya ingin masa depan saya juga baik, agar kalau tua nanti tidak kesusaha," ungkap Andik.
Sementara itu, Mulyanto, Wakil IV Unitomo merasa bangga dengan kehadiran Andik di kampusnya. Andik dianggap sangat pantas mendapat beasiswa prestasi.
Mulyanto menjelaskan, Andik hanya diwajibkan membayar uang registrasi setiap semester sebesar Rp 250 ribu. Sementara biaya administrasi yang lain, termasuk sumbangan pendidikan Rp 6 juta dibebaskan.
Dalam kesempatan itu, Andik sempat menunjukan kepiawannya bermain sepakbola dengan melakukan eksibisi futsal bersama mahasiswa Unitomo. Andik pun sempat menunjukan skill 'mengolah' bola bundar dengan gaya freestyle, mendribel bola kemudian merambatkannya ke leher hingga punggungya.
Selama kurang lebih 15 menit, aksi Andik menjadi tontonan menarik bagi mahasiswa maupun masyarakat sekitar Unitomo yang datang hanya untuk melihat pemain kesayangannya itu.
"Saya kesini cuman mau lihat Andik. Selama ini cuman bisa liat dari TV dan dari bangku stadion saja. Seneng rasanya bisa melihat dari dekat seperti sekarang ini," ungkap Beni (36), warga Semolowaru.