REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Jumlah kasus hilangnya gadis belia Malaysia meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini. Jumlahnya mencapai ribuan kasus dengan motif beragam mulai lari dengan pasangannya hingga menjadi korban penculikan sindikat.
Berdasarkan statistik pihak kepolisian Malaysia (PDRM) yang dimuat oleh sejumlah media massa di Kuala Lumpur pada Rabu, ada sebanyak 4.057 kasus remaja hilang dalam tiga tahun terakhir ini (2009-2012). Pihak kepolisian Malaysia memandang serius kasus-kasus tersebut. Jumlahnya sudah mengkawatirkan karena para gadis berusia ABG itu sepatutnya masih hidup bersama keluarganya.
Pengarah Jabatan bagian kriminal Bukit Aman, Mohd Bakri Zinin, menyebutkan kasus gadis hilang paling banyak karena mereka mengikuti kekasihnya demi cinta.
"Kebanyakan mereka (gadis hilang) tidak dapat membendung perasaan cinta,'' kata Zinin. ''Mereka mengambil keputusan meninggalkan orang tuanya yang menentang hubungan cinta mereka dengan kekasihnya."
Tapi, lanjut dia, ada juga kasus anak gadis hilang karena menginginkan kebebasan, tekanan masalah keluarga ataupun pengaruh ajakan teman sebayanya. Pihak kepolisian juga menyebutkan sebanyak 30 persen atau 1.438 gadis hilang dilaporkan telah kembali kepada keluarganya. Sedangkan, sebanyak 60 persen tidak diketahui keberadaannya.
Ada pula pihak keluarga yang tidak memberikan laporan kepada pihak kepolisian setelah anak gadis mereka telah dijumpai dan pulang ke rumah orang tuanya. Bahkan, terdapat pula sejumlah anak gadis yang dilaporkan hilang itu diperkirakan telah berada di luar negeri.