REPUBLIKA.CO.ID, NAZARET---Israel mengungkapkan kekhawatirannya yang mendalam atas sikap sejumlah negara Arab tetangga Palestina yang mengizinkan aksi Global March Al-Quds. Penjajah Israel mengklaim bahwa aksi ini digelar oleh pihak yang anti-Israel.
Sejumlah sumber media melansir bahwa penjajah Israel menyampaikan pesan-pesan kepada pemerintah Jordania, Suriah, Libanon, dan Mesir bahwa mereka akan menganggap semua orang yang berusaha mendekat perbatasan wilayah Israel sebagai penyusup dan akan ditindak tegas. Israel mengklaim bahwa izin untuk aksi tersebut akan menambah ketegangan di kawasan.
Sumber-sumber militer Israel menegaskan bahwa mereka sedang membuat rencana keamanan untuk menghadapi bahaya gelombang pengunjuk rasa di perbatasan Israel. Rencana itu mencakup penggunaan sarana represif yang dimiliki oleh unit-unit keamanan militer Israel.
Aksi Global March Al-Quds itu sudah disiapkan sejak dua bulan lalu dengan jargon “Kebebasan untuk Al-Quds, tidak untuk penjajahan, tidak untuk politik pembersihan etnis, rasis, yahudisasi terhadap Al-Quds”. Aksi ini digelar pada 30 Maret yang bertepatan dengan Hari Bumi Palestina yang akan diikuti oleh sekitar setengah juta warga dunia yang mewakili 700 organisasi massa dari 64 negara.
Peserta aksi ini bertolak dari Libanon, Jordania, Mesir, Gaza dan Tepi Barat serta wilayah-wilayah Palestina lainnya dan akan berjalan ke arah titik terdekat dengan Al-Quds. Di hari yang sama, aksi unjuk rasa dengan jenis yang sama digelar di depan kedubes Israel di sejumlah ibukota-ibukota dunia.
Aksi ini juga diikuti oleh relawan dari enam benua dan akan berjalan ribuan mil ke Yordania sebagai tempat berkumpul. Tepi Barat, Jalur Gaza dan wilayah Palestina Dalam akan menggelar acara long march ke Al-Quds atau titik terdekat. Di hari yang sama, warga Palestina di Al-Quds juga akan bertolak ke Masjid Al-Aqsha, Masjid Qubah Sakhrah dan atau ke gereja El-Kiamah untuk menunaikan shalat dan ibadah.