REPUBLIKA.CO.ID, LIAOYANG---Konsentrasi gas telah menghambat upaya pertolongan 17 pekerja tambang yang terjebak setelah ledakan gas terjadi di satu tambang batu bara di Provinsi Liaoning, Cina timur-laut.
Setelah 30 jam upaya pertolongan, petugas tak bisa mencapai pekerja tambang akibat konsentrasi padat gas berbahaya di tambang itu.
Para pekerja yang terperangkap diduga telah berkumpul di satu ruang kerja yang berada 169 meter di bawah tanah, kata beberapa petugas pertolongan.
Analisis mengenai gas tersebut memperlihatkan gas itu masih terpusat dalam jumlah 15 persen, masih terlalu tinggi bagi upaya pertolongan, kata markas pertolongan setempat, demikian laporan Xinhua, Sabtu (24/3).
Sejauh ini lebih dari 150 petugas pertolongan telah bergabung dalam upaya pertolongan. Ledakan gas mengoyak Tambang Batu Bara No 2 Dahuang di kota Laoyang, Kamis, sehingga menewaskan sedikitnya lima orang dan membuat 17 pekerja tambang terjebak.
Sebanyak 23 pekerja tambang sedang bekerja di bawah tanah saat tragedi itu terjadi. Satu pekerja mampu menyelamatkan diri. Mayat lima pekerja dikeluarkan dari lorong tambang Jumat pagi. Polisi telah mencari pemilik tambang batu bara itu, yang melarikan diri setelah ledakan terjadi.
Dua orang yang bertugas di tambang tersebut telah ditahan oleh polisi setempat. Sebanyak 115 pejabat lokal telah mengatur pembicaraan dengan keluarga pekerja tambang yang terjebak.
Dinas keselamatan kerja setempat menyatakan operasi tambang itu mestinya dihentikan selama menunggu pemeriksaan mengenai keselamatan, tapi pemiliknya telah memulai operasi secara gelap.
Pertumbuhan ekonomi yang cepat di Cina telah mengakibatkan permintaan akan energi, termasuk batu bara, melonjak.