REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kinerja kartu pembiayaan kartu Hasanah BNI Syariah terus melonjak dengan outstanding pembiayaan Rp 600 miliar per Februari 2012. Nilai outstanding pembiayaan tersebut diperoleh dari 60 ribu pemegang kartu.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjanarko, mengaku bisnis kartu pembiayaan syariah masih menghadapi ketatnya persaingan dengan kartu kredit dari bank konvensional.
Karena itu, pihaknya mengembangkan sejumlah program untuk memperbesar pembiayaan melalui kartu Hasanah. Program tersebut antara lain pendidikan, waralaba, hingga religi seperti umrah.
Dengan program tersebut, jumlah pemegang kartu Hasanah ditarget naik menjadi 150 ribu pada 2012. "Kami punya program unik untuk Hasanah Card, sehingga itu yang akan diperkuat untuk mencapai target," ungkapnya, Senin (26/3).
Pembiayaan BNI Syariah tahun ini masih akan difokuskan pada sektor ritel dan konsumer. Pembiayaan konsumer masih mendominasi sekitar 81 persen. Per Februari 2012, pembiayaan konsumer mencapai Rp 4,4 triliun.
Selain pembiayaan melalui kartu Hasanah, pembiayaan konsumer BNI Syariah juga mengandalkan pembiayaan perumahan (KPR). Pembiayaan KPR per Februari 2012 telah mencapai Rp 2,25 triliun. Menurut Bambang, pihaknya belum akan membuat produk baru untuk menggenjot pembiayaan konsumer. "Kami fokuskan ke Hasanah Card dan Griya (KPR)," ujar dia.
Penyaluran pembiayaan itu didukung dengan pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 7,5 triliun per Februari 2012. Pengumpulan DPK tersebut masih didominasi atau sekitar 55 persen berasal dari tabungan dan giro (dana murah). "Kami jaga CASA (Current Account Saving Account) jangan sampai di bawah 50 persen supaya bisa jual pembiayaan murah," jelasnya.
Untuk memperbesar pembiayaan ini, BNI Syariah menggandeng sejumlah komunitas seperti universitas hingga organisasi masyarakat. Salah satunya, BNI Syariah bekerjasama dengan Universitas Indonesia serta Muhammadiyah dalam pengelolaan manajemen keuangan.