REPUBLIKA.CO.ID, MESIR -- Ikhwanul Muslimin menjagokan Khairat al-Shatir sebagai calon presiden Mesir pada Pemilu Mei mendatang. Padahal sebelumnya Ikhwanul Muslimin berjanji tak akan ikut mengajukan calon presiden.
Beberapa hari sebelum penutupan pendaftaran calon presiden, Ikhwanul Muslimin mendaftarkan wakilnya, yakni Khairat al-Shatir sebagai calon presiden Mesir mendatang. Pengajuan calon presiden itu dilakukan Ikhwanul Muslimin akibat memburuknya hubungan dengan dewan yang berkuasa saat ini.
Mahmoud Hussein, Sekertaris Jenderal Ikhwanul Muslimin, mengatakan, kelompok itu telah memutuskan untuk mengajukan calon karena adanya "ancaman nyata bagi revolusi dan proses demokrasi."
Pernyataan tersebut mengakhiri spekulasi tentang pencalonan Shatir sebagai presiden Mesir dalam pemilu yang dijadwalkan berlangsung dari 23 Mei – 24 Mei 2012 mendatang. Shatir merupakan seorang pengusaha kaya dan telah menjadi anggota senior dan pemodal dari Ikhwanul Muslimin.
Ia menghabiskan 12 tahun penjara karena hubungannya dengan Ikhwanul, yang sebelumnya dilarang. Ia dibebaskan setelah terjadinya pemberontakan tahun lalu.
Sebelumnya pemilihan presiden Mesir direncanakan pada Juni 2012 mendatang namun dimajukan hingga Mei 2012. Percepatan jadwal pemilu presiden ini dilakukan sebagai tanggapan atas desakan hebat dari kalangan pro-reformasi. Mereka meminta penguasa militer agar segera menyerahkan kekuasaan kepada sipil.