REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Selepas mengkampanyekan rencana pembangunan masjid Ground Zero, Imam Faisal Abdul Rauf lama terdengar kabarnya. Namun, bukan berarti ia berhenti untuk mempromosikan Islam kepada masyarakat AS. Dalam waktu dekat, Imam bakal merilis bukunya terbaru berjudul "Moving The Mountain".
Dalam buku itu, ia menuangkan bagaimana Muslim AS perlu mengungkapkan identitas dengan cara Amerika. Misalnya, masjid di AS, tidak perlu menggunakan kubah karena banyak Muslim mengasosiasikan kubah identik dengan Islam. Padahal, menurut dia, bentuk kubah itu diadaptasikan dari budaya kristen.
"Inilah keindahan Islam," katanya saat menghadiri diskusi bersama mahasiswa Universitas Leigh, Pennsylvania, seperti dikutip lehighvalleylive.com, Kamis (19/4).
Abdul Rauf mengatakan untuk berbaur dengan budaya Amerika, ia percaya masjid harus disesuaikan dengan melihat Amerika bukan menunjukkan aspek dari agama atau negara lain.
"Saya selalu memiliki mimpi membangun sebuah pusat budaya yang memungkinkan orang dalam berbeda agama untuk turut berpartisipasi," ujarnya.
Menurut dia, integrasi muslim ke dalam masyarakat AS dapat berhasil. Dikatakan Rauf, keberhasilan itu ditentukan oleh keberhasilan generasi kedua Muslim menjembatani identitas mereka sebagai Muslim dan masyarakat AS.
"Saya sempat merasakan kesulitan itu. Saya tidak bisa memutuskan apakah mengidentifikasi diri sebagai Melayu, Mesir, Muslim atau Inggris," katanya.
Karena itu, kata Rauf, sangat penting untuk mendidik generasi kedua Muslim dengan cara pandang berbeda dari orang tua. Ia khawatir apabila generasi penerus itu diberikan pandangan yang sama dengan cara orang ua mereka dahulu dibesarkan, maka bakal sulit untuk menghadapi tantangan ke depan.
Abdul Rauf pun mendapatkan pertanyaan lanjutan soal peran teknologi dalam mengintergasikan Muslim Amerika. Menurut Rauf, perkembangan dunia internet seiring sejalan dengan meningkatnya potensi konflik. Sebagai contoh, ketika umat Islam secara terus menerus digambarkan sebagai teroris di media, maka yang terjadi ekstremis benar-benar seperti teroris.
Abdul Rauf, yang juga merupakan ketua sebuah lembaga bernama Cordoba Initiative, selama ini memang terus berupaya menghapus perasaan saling curiga dan mencoba mewujudkan harmoni antara dunia Islam dan Barat.
''Tujuan saya adalah menebar harmoni dan perdamaian dunia Islam dan Barat. Peran saya adalah melihat bagaimana kerja saya bisa membantu meningkatkan hubungan antara dua entitas tersebut,'' kata Abdul Rauf, seperti dikutip Islamonline, akhir pekan lalu.
Abdul Rauf mengungkapkan, ia mendirikan Cordoba Initiative pada 2003 untuk menghapus rasa saling tidak percaya antara dunia Islam dan Barat. Langkah awal yang ia lakukan adalah mengidentifikasi sumber-sumber penyebab konflik antara kedua belah pihak tersebut.
Menurut Abdul Rauf, ia telah menuangkan inisiatif tersebut ke dalam serangkaian proyek yang ia yakini menjadi langkah efektif untuk mencapai angan-angannya itu. Proyek itu mencakup bidang politik, agama, dan budaya.