REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran sukses membuat replika pesawat tak berawak (drone) milik Amerika Serikat (AS). Pemerintah Iran mengonfirmasi kesuksesan rekayasa teknik ini pada Ahad (22/4).
Kepala Divisi Penguatan Armada Revolusi dan Kedirgantaraan Iran, Jendral Amir Ali Hajideh, mengatakan kesuksesan ini adalah bagian dari sejarah kedirgantaraan Iran. "Para ahli teknik kedirgantaraan Iran ini membuktikan kemampuan mereka," papar Hajideh yang dilansir dari Associated Press.
Pesawat drone AS tertangkap pada Desember 2011 di Iran Timur. Oleh pihak militer Iran, drone ini dijadikan dasar rekayasa teknik. Para ahli mengambil data teknis dari Sentinel RQ-170.
Teheran memamerkan drone Sentinel RQ-170 yang tertangkap dan hasil rekayasanya sangat mirip dan lengkap dengan persenjataannya serta teknologi stealth milik AS. Keberhasilan rekayasa ini dinilai sebagai kemenangan Iran. Terutama dengan kecerdasan rumit dan persaingan teknologi dengan AS.
Hajizadeh mengatakan, pesawat drone AS telah menjadi "aset nasional" bagi Iran terutama dalam hal pengembangan teknologi. Namun ia tidak bisa mengungkapkan rincian teknis lebih jauh.
Ia juga mengungkapkan sedikit riwayat data dari pesawat drone AS ini. "Drone ini pernah berada di California pada Oktober 2010 untuk beberapa pekerjaan teknis. Kemudian beroperasi di Kandahar, Afghanistan pada November 2010 dan operasi pencarian pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden di Pakistan," kata Hajideh.
Ada kekhawatiran AS bahwa Iran atau negara lain mungkin bisa reverse-engineer komposisi kimia dari radar membelokkan cat pesawat tak berawak atau teknologi canggih pesawat optik yang memungkinkan operator untuk secara positif mengidentifikasi tersangka teror dari puluhan ribu kaki di udara.
Sebelumnya, pejabat AS telah mengakui kehilangan pesawat drone tersebut. AS telah mengeklaim bahwa Iran akan mengalami kesulitan memanfaatkan data dan teknologi drone itu. Karena AS menganggap capaian teknologi drone miliknya memiliki teknologi yang tidak mungkin dicapai oleh musuh. Namun, Iran berhasil mereplikanya, bahkan Rusia dan Cina meminta Teheran menyediakan informasi pesawat drone mereka. Tapi, Iran membantah soal Rusia dan Cina itu.