REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menggunakan hak vetonya dalam anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melarang partisipasi Israel di konferensi tingkat tinggi (KTT) negara aliansi NATO di Chicago, Amerika Serikat (AS) pada pertengahan Mei mendatang.
Penolakan Turki ini berdasarkan kasus Israel yang menyerang kapal kemanusiaan, Mavi Marmara, pada 2010 lalu. Penyerangan Israel terhadap Mavi Marmara menewaskan aktivis Turki dalam memberikan bantuan kepada Gaza, ketika diblokade Israel.
"Kami tidak akan mempertimbangkan sebuah negara yang menewaskan warga Turki hadir sebagai mitra," ujar Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, yang dilansir dari media Turki, Todayszaman, Senin (23/4).
Israel telah berencana akan menghadiri pertemuan puncak KTT NATO pada 20-21 Mei mendatang di Chicago, Amerika Serikat (AS). Tetapi Ankara sudah memveto kedatangan delegasi Israel di pertemuan NATO yang akan membahas 'Kemitraan dan Kerja Sama' tersebut.
Larangan Turki ini kemudian dikecam beberapa negara NATO, yang notabene adalah sekutu kuat Israel. Beberapa negara NATO menganggap apa yang dilakukan Turki ini membingungkan kepentingan aliansi dengan sengketa politik bilateral.
"Pergi atau Israel meminta maaf atas insiden tersebut dan membayar kompensasi bagi warga Turki yang telah dibantai Israel," tegas Davutoglu mengacu tindakan Israel Defence Force (IDF) pada 2010 lalu.
Pasukan IDF pada saat itu menyerang kapal bantuan Mavi Marmara, dan menewaskan para aktivis kemanusian Turki. Kapal itu mencoba menuju Gaza untuk mematahkan blokade laut Israel dan memberikan bantuan kemanusiaan.